Umm Al Qaiwain, MINA – Departemen Pariwisata dan Arkeologi Umm Al Quwain mengumumkan perkembangan terbaru dalam penggalian arkeologi pulau Siniya pada musim ketiganya, yang menunjukkan keberadaan kota mutiara tertua di Teluk Arab terletak di pulau Siniya, yang berkembang antara akhir abad ke-6 dan pertengahan abad ke-8 Masehi.
Kota ini terletak di dekat biara Kristen kuno (Biara Siniya), yang ditemukan tahun lalu, Kantor Berita UEA, WAM, Selasa (21/3).
Ketua Departemen Pariwisata dan Arkeologi Umm Al Quwain, Sheikh Majid bin Saud bin Rashid Al Mualla, mengatakan, ini adalah penemuan yang sangat penting bagi sejarah Umm Al Quwain, Uni Emirat Arab dan Teluk Arab.
“Pearling telah menjadi bagian penting dari mata pencaharian dan komponen fundamental dari warisan selama lebih dari 7.000 tahun. Selain itu, kuburan Neolitik di Umm Al Quwain dikenal sebagai bukti mutiara,” ujar Sheikh Majid.
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hezbollah Hampir Tercapai
Kepala Seksi Arkeologi, Rania Kannouma, menjelaskan, kota Pearling yang ditemukan di Pulau Siniya ini luasnya kurang lebih 12 hektar, dan menjadi ciri khas karena ditemukan pada saat ekskavasi arkeologi terorganisir pada musim ekskavasi tahun 2023.
Penelitian dan penggalian arkeologi terbaru menunjukkan bahwa kota ini adalah salah satu pemukiman urbanisasi terbesar yang pernah ditemukan di Emirat, sebanding dengan kemakmuran Julfar abad pertengahan di Ras Al Khaimah. Kota ini memiliki banyak rumah yang menandakan keberadaan ribuan penduduk yang tinggal di sana saat itu.
Selain itu, penemuan mengkonfirmasi, mereka yang hidup pada waktu itu membangun rumah mereka di sebelah pemukiman perburuan mutiara karena mutiara dianggap sebagai industri utama di kota sebagai hasil dari penemuan area besar cangkang tiram yang dibuka dan dibuang di seberang kota.
Selain itu, sejumlah mutiara ditemukan selama penggalian. Juga ditemukan “berat penyelam mutiara” tertua bertanggal lebih dari seribu tiga puluh tahun yang lalu, yang menjadi bukti jelas bahwa perburuan mutiara adalah aktivitas utama di wilayah tersebut.
Baca Juga: Bentrok Polisi vs Pendukung Imran Khan, Ibu Kota Pakistan Lockdown
Selama musim penggalian, penggalian mengungkapkan adanya bangunan dengan desain dan perencanaan arsitektur yang berbeda karena beberapa di antaranya terdiri dari satu ruangan dan beberapa dua ruangan, serta ditemukannya bangunan besar lainnya yang berisi banyak ruangan dan dipisahkan oleh beberapa ruang dalam ruangan kotak. Rumah-rumah dibangun dari batu pantai lokal dan bahan-bahan tradisional dari lingkungan sekitar dan atapnya terbuat dari batang pohon palem.
Pekerjaan penelitian dan penggalian di pulau Siniya akan berlanjut karena merupakan proyek penting untuk mempelajari sejarah emirat bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pemuda, Universitas UEA, misi arkeologi Italia di Umm Al Quwain dan Institut Studi Dunia Kuno di Universitas New York.(R/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Minuman Cola Gaza ”Bebas Genosida” Hebohkan Inggris