Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KPI: CIPTAKAN PENYIARAN YANG SEHAT DAN BERMANFAAT

Admin - Sabtu, 20 Juli 2013 - 14:30 WIB

Sabtu, 20 Juli 2013 - 14:30 WIB

909 Views ㅤ

Jakarta, 12 Ramadhan 1434/20 Juli 2013 (MINA) – Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Idy Muzayyad menilai, ada tiga aspek yang bisa mengarahkan penyiaran yang bermanfaat yakni pada level regulasi, level produksi, dan level konsumsi.

Menurutnya, dalam tiga level tersebut terdapat hal-hal yang berkaitan erat dengan tujuan dan cita-cita untuk menciptakan penyiaran yang sehat dan bermanafaat.

Saat ini, di level regulasi, posisi KPI dalam UU Penyiaran tahun 2002 tidak sebagai pemain utama karena ada regulator lain yang diberikan otoritas dalam menjalankan UU tersebut. Di level produksi, KPI bukanlah lembaga seperti lembaga sensor film (LSF) yang bisa melakukan sensor terhadap isi siaran lembaga penyiaran.

Namun demikian, isi siaran yang tidak pantas dapat diminimalisir dengan upaya bahwa setiap lembaga penyiaran wajib memiliki sensor internal atau internal sensorship.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

“Kita bisa mencegah itu karena kita mencantumkan pasal soal sensor internal dalam P3 dan SPS,” jelas Idy di depan peserta Pelatihan Pemantauan Isi Siaran di Jakarta, Jumat (19/7).

Selanjutnya pada level konsumsi. Menurut Idy, usaha yang patut dilakukan untuk dapat mencapai cita-cita tersebut adalah dengan terus memberi pendidikan atau literasi media pada masyarakat.

Upaya ini dinilai mampu mengangkat selera publik menonton atau memilih tayangan yang baik dan bermanfaat buat mereka. Jika kondisi ini tercipta dengan sendiri isi siaran akan menyesuaikan dengan selera pasar yang sudah baik tersebut.

“Kita berusaha meningkatkan selera publik yang pintar dan cerdas. Bagusnya di level masyarakat sudah mulai timbul kesadaran seperti soal menetapkan waktu belajar dan melarang anak hanya menonton televisi,” kata Idy.

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Dalam kesempatan itu, Idy juga memaparkan beberapa hal mengenai tayangan pemilu dan agama. Hal yang penting dalam tayangan agama adalah isi siaran tidak boleh mempertentangkan antar agama. (T/P015/P02).

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

Rekomendasi untuk Anda