Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KPK Sebut Baru 4 Persen Peran Ibu Ajarkan Jujur Pada Anak

Hasanatun Aliyah - Senin, 19 Maret 2018 - 15:54 WIB

Senin, 19 Maret 2018 - 15:54 WIB

214 Views

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan. (Foto: Aliya/MINA)

KPK.png" alt="" width="600" height="450" /> Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan. (Foto: Aliya/MINA)

Jakarta, MINA – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan menyatakan, baru sekitar 4 persen peran ibu-ibu dalam mengajarkan kejujuran kepada anak-anaknya.

“Salah satu wilayah yang terdata di kita (KPK), yaitu Jawa hanya 4 persen ibu-ibu yang mengajarkan kejujuran,” katanya dalam seminar Saya Perempuan Anti Korupsi dengan tema “Peran Perempuan dalam Pencegahan Korupsi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senin (19/3).

Menurutnya, perempuan dari penduduk Indonesia hampir 50 persen. Jika ungkapan ‘Saya Perempuan Anti Korupsi‘ bisa diterapkan oleh ibu-ibu baik disektor pemerintahan, pengusaha, swasta maupun masyarakat, maka 50 persennya penduduk Indonesia telah mendorong pencegahan korupsi.

“Itu sebabnya kita (KPK dan Kemendikbud) mendorong ibu-ibu untuk bicara pencegahan korupsi. Kalau semua perempuan bisa melaksanakannya, paling tidak 50 persen menghilangkan korupsi,” ujarnya.

Baca Juga: Indonesia-Kanada Perkuat Kerja Sama Beasiswa di Universitas McGill

Ia mengemukakan, salah satu upaya pencegahan korupsi adalah dengan mengajarkan anak-anak jujur baik dari perkataan, sikap maupun perbuatan.

“Jadi anak-anak harus diberikan pemahaman agar mempunyai pendirian bagaimana seorang anak itu harus jujur, bagaimana harus disiplin. Disiplin bisa dimulai dengan tepat waktu masuk jam kelas,” tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, ungkapan tersebut juga bisa diterapkan oleh para ibu di lingkungan kerja atau rumah, untuk mengajarkan bagaimana anak bisa berani mengatakan yang benar dan mengatakan yang salah.

“Kalau tidak bisa kepada orang lain, minimalnya kepada diri sendiri,” ucapnya.

Baca Juga: Pesantren Shuffah Al-Jamaah Tasikmalaya Jalin Kerja Sama dengan UIN Syarif Hidayatullah

Ia menambahkan, salah satu pemicu korupsi itu kerakusan, ketidaksabaran, ketidakpuasan dari apa yang diterima.

“Andai semua berkata yang sama dengan mengatakan ‘Saya Perempuan, Saya Pria Anti Korupsi’, maka semua penduduk Indonesia 100 persen telah menghilangkan korupsi,” tambahnya.

Tema itu diangkat dan menjadi sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan komitmen bahwa Kemendikbud sebagai kementerian yang bebas dari korupsi.  (L/R10/RI-1)

 

Baca Juga: Rancang Baterai Kendaraan Listrik, Tim Peneliti UIN Ar-Raniry Raih Dana Hibah 5 Miliar

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia