Moskow, MINA – Kepala pasukan tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, akan pindah ke Belarusia berdasarkan kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Istana Kepresidenan Kremlin mengatakan pada Sabtu (24/6), kesepakatan itu untuk mengakhiri pemberontakan bersenjata yang dipimpin Prigozhin terhadap kepemimpinan militer Rusia.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Lukashenko telah menawarkan untuk menengahi, dengan persetujuan Presiden Rusia Vladimir Putin, karena dia telah mengenal Prigozhin secara pribadi selama sekitar 20 tahun. Y Net News melaporkan.
Prigozhin kemudian mengatakan pada hari sama bahwa dia telah memerintahkan para pejuangnya yang maju ke Moskow dalam konvoi untuk berbalik dan kembali ke pangkalan mereka demi menghindari pertumpahan darah.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Kremlin kemudian mengonfirmasi kesepakatan telah dicapai dan semua tuduhan terhadap Prigozhin akan dicabut. Dia akan pindah ke Belarusia.
“Presiden Belarusia, setelah mengklarifikasi lebih lanjut situasinya melalui saluran yang tersedia, mengadakan, pembicaraan dengan kepala Wagner PMC (perusahaan militer swasta), Yevgeny Prigozhin, berkoordinasi dengan Presiden Rusia,” kata pernyataan Belarusia.
“Pembicaraan berlangsung sepanjang hari. Hasilnya, mereka mencapai kesepakatan tentang tidak dapat diterimanya pertumpahan darah di wilayah Rusia. Yevgeny Prigozhin menerima tawaran Presiden Alexander Lukashenko untuk menghentikan pergerakan orang-orang bersenjata Wagner di wilayah Rusia dan mengambil langkah lebih lanjut untuk mengurangi ketegangan,” kata pernyataan itu.
Dalam panggilan telepon kedua mereka pada hari Sabtu, Putin berterima kasih kepada Lukashenko atas upaya mediasinya dengan Prigozhin.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Hari ini, jam 9 malam, kedua presiden berbicara lagi,” kata pesan Belarusia. “Presiden Lukashenko memberi tahu Presiden Putin secara rinci tentang hasil pembicaraannya dengan personel Grup Wagner. Presiden Putin mengucapkan terima kasih atas pekerjaannya.”
Sebelumnya, dalam pesan audio yang ditujukan kepada pasukannya, Prigozhin menuduh pihak berwenang Rusia mencoba memecah belah milisi swasta. Dia juga mengatakan, para pejuangnya telah maju hingga 200 km (124 mil) dari Moskow dalam 24 jam terakhir.
“Mereka ingin memisahkan kami, jadi kami memutuskan pada 23 Juni sebagai hari ‘March of Justice’. Pada hari kami berbaris, kami berhasil mencapai kurang dari 200 kilometer dari Moskow. Darah tentara tertumpah,” kata pemilik restoran miliarder itu.
“Sekarang ada kemungkinan pertumpahan darah. Karena pemahaman bahwa darah rakyat Rusia dapat tumpah, kami akan memundurkan konvoi dan melanjutkan ke arah yang berlawanan, menuju kamp kami, sesuai rencana,” katanya. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza