Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Krisis Air Bersih di Brebes Meluas, 39 Ribu Jiwa Sulit Akses Air Bersih

Zaenal Muttaqin - Jumat, 8 September 2023 - 17:33 WIB

Jumat, 8 September 2023 - 17:33 WIB

8 Views

Warga mendapat bantuan droping air bersih (Foto: Zaenal MINA)

Brebes, MINA – Krisis air bersih melanda Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Setidaknya 26 desa yang ada di delapan kecamatan dengan 7.733 kepala keluarga atau 39.484 jiwa mengalami kesulitan air bersih.

Krisis air bersih ini menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes terjadi sejak Agustus. Pada pertengahan Agustus, krisis air bersih hanya terjadi di 7 desa di 4 kecamatan.

Memasuki awal September ini, krisis air makin meluas dan melanda 21 desa di delapan kecamatan. Terakhir pada pekan pertama September, desa yang terdampak kembali bertambah, yakni 26 desa di delapan kecamatan.

Kepala BPBD Brebes, Nuhsy Mansur mengatakan hingga saat ini pihaknya sudah melakukan dropping bantuan air bersih ke 26 desa itu. Totalnya ada sekitar 946.000 liter atau sekitar 202 tangki air bersih sudah disalurkan. Droping air ini melibatkan BPBD, PMI, Dinsos, dan pihak lain.

Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan

“Berdasarkan dropping bantuan air yang sudah dilakukan, tercatat 26 desa di delapan kecamatan yang mengalami krisis air bersih,” ungkap Nuhsy Mansur, Jumat (8/9).

Nushy menyebutkan, delapan kecamatan yang sejumlah desanya telah didropping air bersih adalah dua desa di Kecamatan Tonjong, tiga desa di Ketanggungan, lima desa di Bantarkawung, tujuh desa di Banjarharjo, lima desa di Larangan, dua desa di Bumiayu, satu desa di Paguyangan, dan satu desa di Kersana. Dari 26 desa itu, lanjut Nuhsy, sebanyak 9.434 KK atau 39.484 jiwa yang terdampak.

“Total kami dari BPBD dan stakeholder telah men-dropping air bersih kepada 9.434 KK di 26 desa. 26 desa itu tersebar di 8 kecamatan. Total jiwa yang menerima manfaat dropping air bersih ini kurang lebih mencapai 39.484 jiwa,” katanya.

Krisis air bersih ini diprediksi akan terjadi hingga bulan September. Namun ada kemungkinan bisa terjadi sampai Oktober mendatang.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

Pihaknya meminta masing-masing pemerintah desa segera melaporkan ke BPBD Brebes jika warganya mengalami krisis air bersih. Ia menyebut pihaknya akan langsung melakukan penanganan krisis air bersih.

“Semoga dropping air bersih ini bisa sedikit membantu meringankan bagi mereka yang kesulitan air bersih. Kami juga mengajak stakeholder dan kalangan pengusaha untuk membantu dropping air bersih,” pungkasnya.

Dia menuturkan, krisis air bersih mayoritas terjadi di daerah dataran tinggi atau wilayah Brebes selatan. Sumber air di daerah itu, kini makin menyusut lantaran banyak hutan lindung yang rusak.

“Sumber air bersih di dataran tinggi mulai berkurang karena banyak hutan lindung yang rusak. Hutan lindung maupun hutan Perhutani sekarang sudah beralih fungsi menjadi lahan sayuran,” pungkasnya. (L/B04/P2)

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

Mi’raj News Agency (MINA) 

Rekomendasi untuk Anda