Gaza City, 28 Ramadhan 1434/5 Agustus 2013 (MINA) – Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza telah memperingatkan terhadap kekurangan bahan bakar di wilayah Palestina yang terkepung itu mempengaruhi pekerjaan rumah sakit serta ancaman resiko kematian bagi ratusan pasien yang tidak mendapatkan perawatan yang memadai.
Kementerian kesehatan mengatakan, banyak rumah sakit di Gaza sangat membutuhkan bahan bakar yang diperlukan untuk memfungsikan pembangkit listrik.
“Hampir 500 pasien Palestina telah meninggal dan ratusan lainnya berada pada risiko kematian akibat kesulitan dihadapi rumah sakit akibat blokade Israel di Jalur Gaza,” kata Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza seperti dilaporkan media berbasis di Gaza City, AlResalah yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA), Senin (5/8).
Selain itu, penutupan perbatasan Gaza-Mesir ‘Rafah’ -satunya pintu gerbang Gaza menuju dunia luar – oleh militer Mesir sejak 3 Juli 2013 lalu telah mencegah keluar dan masuk ribuan orang dari perbatasan, meninggalkan banyak warga terlantar, termasuk pasien, mahasiswa, dan orang-orang yang memegang visa dan kewarganegaraan menuju negara lain.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Mesir membuka penyeberangan pada hari-hari tertentu setelah pengusiran Presiden terpilih secara sah, Muhammad Mursi oleh militer.
Selama beberapa bulan terakhir, Mesir juga telah memblokir terowongan menuju Gaza, yang digunakan untuk membawa pasokan kebutuhan pokok. Pada Februari 2013, militer Mesir membanjiri beberapa terowongan.
Pada 15 Juli 2013, Panglima militer Mesir, Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi telah memberikan arahan kepada stafnya, Mayjen Taher Abdullah untuk menghancurkan terowongan yang menghubungkan Gaza dan Mesir untuk memulai operasi keamanan di Sinai dengan menggunakan buldozer atau membanjirinya.
Tempat penyimpanan BBM yang berada di Sinai, Mesir yang terletak tidak jauh dari Gaza telah dimusnahkan sepenuhnya oleh militer Mesir. Pipa-pipa penyaluran bahan bakar yang berada di dalam terowongan pun tak luput dari ‘operasi keamanan’ yang dilakukan militer Mesir.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
Sejak Juni 2007, penjajah Israel memberlakukan blokade terhadap Gaza di jalur darat, udara, dan laut untuk mengisolasi wilayah itu dari akses keluar masuk menuju Tepi Barat, termasuk kota Al-Quds di mana Masjid Al-Aqsha berada, dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Blokade memiliki dampak buruk pada situasi kemanusiaan dan ekonomi di wilayah Jalur Gaza, setelah wilayah tersebut berubah menjadi penjara terbuka terbesar di dunia. (T/P02/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida