Gaza, 16 Rajab 1438/ 13 April 2017 (MINA) – Organisasi “Bantuan medis untuk Palestina (MAP)” menyerukan kepada masyarakat internasional termasuk Pemerintah Inggris agar segera membantu pengadaan bahan bakar untuk menghidupkan generator pembangkit tenaga listrik di rumah sakit-rumah sakit di Gaza untuk menyelamatkan pasien-pasien sedang dirawat yang memerlukan perawatan digerakkan tenaga listrik.
Imbauan serupa juga sudah berulang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengingat makin parahnya pelayanan kesehatan di Gaza yang diblokade Israel selama sepuluh tahun terakhir ini.
Direktur Program untuk MAP di Gaza Fikr Shalltoot memperingatkan, “Kurangnya bahan bakar di rumah sakit Gaza sama dengan berbahayanya kekurangan obat dan itu berisiko keselamatan nyawa. Tidak adanya salah satu itu tetap akan menyebabkan kematian pasien yang terkena sakit serius.” Demikian Maan News yang dikutip MINA pada Kamis.
“Kebanyakan risiko serius adalah pada pasien yang terkena sakit serius dan membutuhkan perawatan intensif,seperti di unit-unit dialisis neonatal dan ginjal juga membutuhkan bahan bakar untuk menjaga ventilator dan peralatan hemodialisis agar tetep berjalan,” katanya.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Dalam jangka menengah dan pendek, diperlukan dana darurat yang memadai untuk mempertahankan pelayanan kesehatan.
Laporan tersebut mengatakan, kekurangan bahan bakar berarti pembangkit listrik di Gaza hanya mampu beroperasi di bawah setengah kapasitas. Rumah sakit, oleh karena itu, biasanya menerima antara delapan sampai 12 jam pasokan listrik per hari yang berjumlah 24 jam.
Listrik di luar jam tersebut harus disediakan oleh generator, yang sangat membutuhkan bahan bakar untuk itu.
Ditambahkan, tidak menentunya suplai listrik lebih jauh lagi bisa mengakibatkan kerusakan peralatan medis yang sensitif seperti sinar-X, inkubator nenatal dan monitor jantung.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Akar penyebab krisis adalah dekade penutupan dan blokade yang diberlakukan oleh Israel, dan pemisahan yang sedang berlangsung dari Tepi Barat yang diduduki dan Gaza. Masyarakat internasional sedang didesak untuk memprioritaskan upaya menyelesaikan masalah ini dari krisis kemanusiaan jangka panjang yang mempengaruhi Gaza. (T/R12/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat