Srinagar, MINA – Krisis listrik terus melanda wilayah Kashmir dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan pemadaman listrik yang berlangsung hingga 7-9 jam sehari.
Meskipun ada klaim dari pihak berwenang untuk menyediakan pasokan listrik tambahan, situasi di lapangan masih memprihatinkan. Greater Kasmir melaporkan, Jumat (6/10).
Situasi ini menjadi kekhawatiran besar baik bagi warga maupun dunia usaha, karena pasokan listrik terus berfluktuasi, sehingga membuat mereka tidak bisa mengakses listrik dalam waktu lama.
Seorang pejabat senior dari Kashmir Power Development Corporation Limited (KPDCL), yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengungkapkan Kashmir menghadapi defisit yang sangat besar yaitu lebih dari 500 megawatt (MW) dalam pasokan listriknya.
Baca Juga: Walid Barakat Bebas Setelah 42 Tahun di Penjara Suriah
“Jika kami menerima pasokan 1.200 MW secara konstan, kami dapat mengelola distribusi listrik secara lebih efektif dengan menerapkan pelepasan beban yang direncanakan,” ujarnya.
Pengungkapan ini muncul meskipun ada jaminan dari otoritas yang lebih tinggi bahwa pasokan listrik akan membaik.
Chief Engineer KPDCL, Javid Yusuf Dar mengatakan situasi ketenagalistrikan akan segera membaik. “Dalam beberapa hari ke depan, kami juga akan membuat jadwal pembatasannya,” ujarnya.
Namun, penduduk tetap skeptis terhadap prospek bantuan segera mengingat musim dingin ketika Kashmir sering mengalami pemadaman listrik karena meningkatnya permintaan listrik.
Baca Juga: Utusan PBB Peringatkan Pengungsi Tidak Kembali Dulu ke Suriah
Para pejabat KPDCL mengaitkan krisis listrik yang terus-menerus ini dengan kesenjangan besar antara pendapatan yang dihasilkan oleh Departemen Tenaga Listrik dan dana yang diperlukan untuk pembelian listrik.
Sekretaris Utama Arun Kumar Mehta, dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, mengungkapkan bahwa pemerintah Jammu & Kashmir telah meminjam sejumlah besar Rs 31,000 crore untuk melunasi tagihan listrik yang belum dibayar dengan pembangkit listrik eksternal.
Sekretaris utama menekankan bahwa pencapaian listrik 24×7 hanya dapat dicapai jika semua konsumen membayar tagihan mereka tanpa subsidi, dengan mengatakan, “Kami tidak terlalu miskin sehingga tagihan listrik tidak mampu terbayar. Pemerintah akan menjamin listrik 24 jam hanya jika tagihannya dibayar oleh semua orang.”
Ketika krisis listrik terus berlanjut, penduduk Kashmir harus bergulat dengan tantangan kehidupan sehari-hari tanpa akses listrik yang konsisten. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap bisnis, pendidikan, dan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Israel Serang Suriah 300 Kali Sejak Assad Jatuh, Situs Militer Jadi Sasaran
Mi’raj News Agency (MINA)