Krisis Listrik, UNRWA Gunakan Energi Alternatif

, 3 Jumadil Awwal 1438/31 Januari 2017 (MINA) – Badan Bantuan dan Pemberdayaan PBB untuk Pengungsi Palestina () mengungkapkan bahwa pihaknya terpaksa menggunakan energi alternatif di tengah krisis yang sedang terjadi di Gaza.

Dalam keterangannya, UNRWA mengatakan bahwa di tengah-tengah krisis listrik yang terjadi pihaknya masih sangat bergantung pada sumber energi alternatif untuk menyediakan pelayanan berkualitas untuk para pengungsi Palestina di Gaza.

UNRWA menjelaskan bahwa lembaganya merupakan salah satu komsumen listrik yang terbesar. Di Gaza, UNRWA memiliki lebih dari 250 fasilitas yang terdiri dari 22 pusat kesehatan, 156 gedung sekolah untuk 262 sekolah.

Saat ini, UNRWA lebih benyak bergantung kepada sumber energi alternatif untuk menyediakan sumber kelangsungan listrik pada jam-jam arus listrik terputus untuk menghindari dampak negatif pelayanan.

Sumber-sumber energi ini juga digunakan untuk mengoperasikan sumur-sumur air yang dikelola UNRWA di kamp-kamp pengungsi guna menyediakan kecukupan air untuk para pengungsi.

Pada 2015 lalu UNRWA sudah mulai menggunakan energi matahari untuk menyediakan listrik di fasiltias-fasilitas yang dimilikinya dan bisa mencukup 80 sekolah dan 3 pusat kesehatan. Untuk kondisi darurat, UNRWA menambah kemampuan penyediaan listrik untuk 50 sekolah untuk penampungan dalam kondisi darurat.

Pemanfaatan sumber energi alternatif ini sudah mulai dilakukan UNRWA sejak terjadi krisis listrik di Jalur Gaza sejak tahun 2006. Diharapkan warga Jalur Gaza bisa menggunakan sumber-sumber alternatif ini guna mencukupi kebutuhan listrik mereka.(T/R06/RS3)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.