Tel Aviv, MINA – Pasukan penjajah Zionis Israel untuk pertama kali merekrut perempuan Yahudi Ortodoks untuk menjadi bagian dari unit tempur pasukan IDF karena krisis tentara.
Media Khaberni, Selasa (24/12) menyatakan, para perempuan itu akan menjalani pelatihan yang akan berlangsung selama 8 bulan, setelah itu mereka akan bergabung dengan batalion perempuan.
Para perempuan yang direkrut itu merupakan komunitas Yahudi Ortodoks yang tadinya berada dalam pengecualian sistem wajib militer di ketentaraan Israel.
Militer Israel saat ini menghadapi krisis personel yang signifikan, ditandai dengan meningkatnya jumlah tentara yang mengundurkan diri dan menolak bertugas, terutama dalam operasi di Gaza dan Lebanon.
Baca Juga: Lazzarini: Setiap Jam, Satu Anak Palestina Terbunuh Akibat Agresi Israel
Sejak pertengahan 2024, lebih dari 500 perwira berpangkat mayor telah meninggalkan dinas militer. Tren ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2025, mencakup tidak hanya perwira junior tetapi juga komandan satuan di garis depan.
Alasan utama pengunduran diri ini meliputi kelelahan psikologis, kurangnya apresiasi, jam kerja yang panjang dengan gaji yang dianggap tidak sepadan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rumah Sakit di Gaza Utara Terus Diserang, MER-C Serukan Perlindungan Fasilitas Kesehatan