Beijing, MINA – China memperingatkan sanksi sepihak dapat menghambat penyelesaian politik di Ukraina. Sanksi tidak dapat menyelesaikan masalah tetapi dapat menimbulkan masalah baru.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam konferensi pers pada Senin (28/2), saat mengomentari pemutusan bank-bank Rusia dari sistem SWIFT.
“Berkali-kali telah terbukti bahwa sanksi tidak dapat menyelesaikan masalah, tetapi [mereka] dapat menghasilkan yang baru,” kata Wenbin, demikian TASS melaporkan.
Ia menambahkan bahwa ini tidak hanya mengacu pada sektor ekonomi, tetapi juga pada penyebaran efek merugikan pada proses penyelesaian politik.
Baca Juga: Ketua DPR Lebanon Adukan Pelanggaran Israel kepada Jenderal AS
“Kami tidak mendukung penggunaan sanksi untuk menyelesaikan masalah apa pun,” tegas Wang Wenbin.
Pada Ahad (27/2), para menteri luar negeri Uni Eropa mengkoordinasikan pemutusan beberapa bank Rusia dari SWIFT. Uni Eropa belum menentukan untuk saat ini daftar lembaga keuangan yang akan dipotong dari SWIFT, karena ekonomi Rusia saling terkait dengan ekonomi negara lain.
Eropa juga telah mengambil tindakan pembatasan terhadap Bank Sentral Rusia dan berencana membekukan sekitar setengah dari cadangan keuangannya sehubungan dengan operasi khusus Moskow di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis (24/2), sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan melakukan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang “yang telah menderita pelecehan dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.”
Baca Juga: Ratusan Rektor di AS Kecam Serangan Trump terhadap Dunia Akademis
Pemimpin Rusia itu menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Ketika mengklarifikasi perkembangan yang sedang berlangsung, Kementerian Pertahanan Rusia meyakinkan, pasukan Rusia tidak menargetkan kota-kota Ukraina, tetapi terbatas pada pembedahan yang menyerang dan melumpuhkan infrastruktur militer Ukraina. “Tidak ada ancaman apapun terhadap penduduk sipil,” katanya. (T/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Tampilkan Keunggulan Kopi Nusantara di Specialty Coffee Expo 2025 di Houston