Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kriteria Pemuda Muslim di Jalan Allah dan Rasul-Nya

Admin - Kamis, 11 Februari 2016 - 12:33 WIB

Kamis, 11 Februari 2016 - 12:33 WIB

774 Views ㅤ

pemudaOleh: Annisa Fithri Nurjannah, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam STAI Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat

Berbicara tentang pemuda Muslim sejati banyak terdapat pada masa sahabat yang kala itu menjadi seorang pemuda sejati dalam membela perjuangan Nabi, salah satu di antaranya adalah sahabat Mush’ab bin Umair.

Suatu saat Mush’ab dipilih Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk melakukan suatu tugas yang teramat penting saat itu. Ia menjadi duta atau utusan Rasul ke Yatsrib (kemudian menjadi Madinah), untuk mengajarkan seluk beluk Islam kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di Bukit ‘Aqabah.

Adapun mengenai saat-saat terakhir Mush’ab, berkata Ibnu Sa’ad: ”Diceritakan kepada kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin Syurahbil al-‘Abdari dari bapaknya, ia berkata: “Mush’ab bin Umair adalah pembawa bendera di Perang Uhud. Tatkala barisan kaum muslimin pecah, Mush’ab bertahan pada kedudukannya. Datanglah seorang musuh berkuda, Ibnu Qumaiah namanya, lalu menebas tangannya hingga putus. Sementara Mush’ab mengucapkan: ”Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul”.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Maka dipegangnya bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga putus pula. Mush’ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil mengucapkan: ”Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul”. Lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mush’ab pun gugur dan bendera pun terjatuh”.

Dari kisah di atas, tentu dapat memotivasi kaum muda untuk bisa menggunakan masa-masa mudanya dengan beribadah kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala dan berjuanag di jalan Allah dan Rasul-Nya. Allah pasti akan sangat mencintai seorang pemuda yang rajin dan semangat di dalam ibadah kepada-Nyaseperti layaknya sahabat Mush’ab bin Umair.

Kriteria Pemuda Muslim

Masa muda adalah masa yang paling indah yang dialami oleh seseorang semasa hidupnya. Seandainya masa muda itu hilang dari kehidupan seseorang maka tak ada keindahan di dalam kehidupan orang tersebut.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Hingga seorang penyair mengatakan: “Sesungguhnya kehidupan seseorang itu adalah ketika dia sehat dan semasa mudanya. Jika keduanya telah pergi dari sesorang maka kehidupan telah meninggalkannya.”

Menahan dan mengendalikan hawa nafsu adalah tugas bagi setiap hamba Allah yang hidup di bumi ini, terutama di kalangan generasi muda yang penuh dengan gejolak nafsu muda. Sebab, jika seorang pemuda mampu mengendalikan amarah dan hawa nafsunya, maka  ia dapat menggunakan masa mudanya dengan baik dengan banyak beribadah kepada Allah. Allah pun akan mencintainya dan memberinya derajat yang tinggi di sisi-Nya.

Oleh karena itu, ada beberapa kriteria jika ingin menjadi pemuda muslim yang sejati, di antaranya adalah:

Pertama, iman yang dalam terhadap semua yang datang dari Allah dan Rasul-Nya.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Seperti firman Allah yang menyebutkan,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Artinya:Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS An-Nisa [4]: 136).

Kedua, tunduk dan patuh terhadap segala perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala mengingatkan,

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

Artinya:Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS Al-Ahzab [33]: 36).

Ketiga, Berakhlak dan berkepribadian Islami dengan mencontoh Rasululloh Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, dan para sahabat Nabi yang mulia.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Allah menyebutkan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya:Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Maidah [5]: 8).

Keempat, beribadah hanya kepada Allah dengan meneladani Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS An-Nisa [4]: 80).

Kelima, berjiwa sabar, tegar, syukur, dan tidak kufur.

Allah menyebutkan di dalam ayat:

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Artinya:Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Q.S Al-Anbiya [21]: 35).

Keenam, tawazun (professional) dalam segala urusan.

Hadits menyebutkan:

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ

Artinya: Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘Anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.” (HR Muslim).

Ketujuh, rajin dan semangat dalam menuntut ilmu.

Allah berfirman:

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَىٰإِلَيْكَ وَحْيُهُ ۖ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

Artinya: “Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur´an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS Taha [20]: 114).

Kedelapan, memiliki manajemen waktu yang baik.

Allah berfirman:

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْوَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Artinya: “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).(QS Al-Baqarah [2]: 281).

Dari hal yang kecil dan dari diri sendiri serta dengan azzam (tekad) yang kuat, ikhtiar yang terus-menerus serta doa yang berkelanjutan, kita mulai memperbaiki akhlaq kita. Menuju karakter pemuda Muslim ideal, semata-mata untuk beribadah kepada Allah.

Karena pemuda merupakan agen perubahan yang paling besar dari sebuah peradaban. Maka saatnya kita wujudkan dan menjadi pemuda Muslim yang sejati bagi dunia dan akhirat. (Anj/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Preneur
Indonesia
Kolom
Kolom