trump-isis.png" alt="" width="801" height="412" />Riyadh, 24 Sya’ban 1438/22 Mei 2017 (MINA) – Amerika Serikat dan negara-negara Timur Tengah telah mendukung sebuah pakta perjanjian untuk menyediakan pasukan tambahan guna mengalahkan kelompok militan Islamic State (ISIS) di Irak dan Suriah.
Disebut sebagai Deklarasi Riyadh, dokumen tersebut ditandatangani setelah kunjungan Presiden AS Donald Trump ke ibu kota Arab Saudi pada pertemuan puncak KTT Arab-Amerika yang juga dihadiri 55 pemimpin negara berpenduduk mayoritas Muslim.
“Para pemimpin menyambut baik pendirian pusat global untuk melawan pemikiran ekstremis yang berbasis di Riyadh, dan memuji tujuan strategis untuk memerangi pemikiran, media ekstremisme, serta mempromosikan koeksistensi dan toleransi di antara masyarakat,” tulis dokumen tersebut, sebagaimana dikutip Saudi Press Agency.
Adapun, grup yang nantinya disebut Aliansi Strategis Timur Tengah itu akan mengumumkan keanggotan resmi tahun depan. Namun, sejauh ini mereka sepakat mengumpulkan “pasukan cadangan sebanyak 34 ribu tentara untuk mendukung operasi melawan organisasi teroris di Irak dan Suriah bila diperlukan.”
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pakta perjanjian itu mengeluarkan Iran dari aliansinya, karena negara itu dianggap tidak mendukung kepentingan semua negara.
“Para pemimpin mengonfirmasi penolakan mutlak mereka terhadap praktik rezim Iran yang dirancang untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia pada umumnya dan untuk terus mendukung terorisme dan ekstremisme,” kata komunike terakhir, yang juga menuduh Iran menjalankan “program rudal balistik yang berbahaya” dan “melanjutkan campur tangan dalam urusan internal negara lain.”
Dalam pidatonya, Presiden AS Donald Trump yang berulang kali menyebut istilah ekstrimisme, menekankan perlunya didirikan aliansi tersebut. Trump juga berulang kali menyebut Iran telah melakukan intervensi yang tidak menolong di krisis Suriah.
Menanggapi hal itu, Menteri luar negeri Iran Javad Zarif memposting di akun Twitternya: “Kebijakan asing atau hanya memeras uang 480 miliar dolar AS dari Arab Saudi?” (T/RE1/RI-1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan