Laut Mati, Yordania, 2 Rajab 1438/30 Maret 2017 (MINA) – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab ke-28 yang digelar di area Laut Mati Yordania berakhir pada hari Rabu (29/3). KTT Liga Arab kali ini menyerukan babak baru pembicaraan damai di Palestina di tengah menguatnya kembali isu solusi kawasan itu.
Hasil KTT yang diikuti 16 raja dan kepala negara Arab itu juga memperbaharui Insiatif Damai Arab tahun 2002, sebagai tawaran rekonsiliasi jika Israel berhenti menduduki tanah Arab dan menyetujui kesepakatan tentang pengungsi Palestina, demikian IINA melaporkannya yang dikutip MINA.
Menurut komunike yang dibacakan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit pada akhir KTT satu hari itu, negara-negara Arab akan kembali melakukan pembicaraan perdamaian Palestina-Israel untuk mengakhiri konflik puluhan tahun jika dijamin kemerdekaan negara Palestina berdampingan dengan Israel.
Para pemimpin Arab telah menegaskan kembali rencana Inisiatif Damai Arab tahun 2002. Inisiatif Damai Arab yang disahkan dalam KTT Liga Arab tahun 2002 di Beirut, Lebanon, menegaskan kesediaan negara-negara Arab membuka hubungan diplomatik dengan Israel dengan imbalan berdirinya negara Palestina di wilayah perbatasan sebelum perang tahun 1967 dengan ibu kota Al-Quds (Yerusalem) Timur.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Perdamaian adalah pilihan yang strategis untuk dunia Arab, berdasarkan pada solusi dua negara – Palestina di garis pra-1967 -. Berdampingan dengan Israel,” tegas Aboul Gheit saat membacakan komunike KTT.
KTT juga mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk tidak memindahkan misi diplomatik mereka di wilayah pendudukan Israel ke Al-Quds, sinyal kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengatakan di masa lalu dia akan memindahkan kedutaan AS di Israel ke Kota Al-Quds.
Presiden Trump mengirim utusan khusus, Jason Greenblatt, ke KTT Liga Arab untuk membujuk para pemimpin Arab agar menerima tawaran pendekatan baru dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel.
Palestina menginginkan Al-Quds Timur, yang dicaplok Israel pada tahun 1967, sebagai ibukota masa depan. Tempat KTT Liga Arab kali ini berlokasi di area pantai Laut Mati, hanya beberapa kilometer dari Tepi Barat yang diduduki, sehingga permukiman ilegal yang dibangun Israel jelas terlihat dari sana.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Tuan rumah KTT, Raja Yordania Abdullah, mengatakan berdirinya negara Palestina berdampingan dengan Israel tetap menjadi dasar kesepakatan perdamaian Arab-Israel yang komprehensif.
“Israel terus memperluas pemukiman dan menghancurkan proses damai … tak ada perdamaian atau stabilitas di kawasan itu tanpa solusi yang adil dan komprehensif untuk perjuangan Palestina melalui solusi dua negara,” katanya.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam kebijakan Israel dalam sambutannya di puncak KTT. “Pemerintah Israel sejak 2009 bekerja merusak solusi dua negara dengan mempercepat tempo permukiman dan penyitaan tanah,” kata Abbas.
Dalam sambutannya, Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman menyerukan solusi untuk masalah Palestina-Israel, dan krisis di Suriah, Yaman, dan Libya.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Di antara ancaman paling serius yang dihadapi bangsa Arab yakni ekstremisme dan terorisme yang perlunya kita menyatukan upaya kita untuk memerangi kejahatan ini dengan segala cara,” kata Raja Salman.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir mengungkapkan setelah akhir KTT bahwa Arab Saudi menyetujui untuk menjadi tuan rumah KTT Arab tahunan berikutnya atas permintaan Uni Emirat Arab. (T/R01/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon