Tianjin, MINA – Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) telah menegaskan kembali seruannya untuk pembentukan pemerintahan yang inklusif di Afghanistan, menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas sejati di negara tersebut bergantung pada partisipasi semua kelompok etnis, politik, dan sosial.
Mengutip Ariana News, dalam komunike bersama yang dirilis Senin (1/9) di akhir sco/">KTT SCO selama dua hari di kota pelabuhan Tianjin, China, negara-negara anggota menekankan bahwa Afghanistan harus bergerak menuju negara yang merdeka, netral, bersatu, dan damai, bebas dari terorisme, perang, dan narkotika.
Pernyataan tersebut menyuarakan dukungan bagi upaya internasional yang sedang berlangsung untuk mendorong dialog antar-warga Afghanistan dan mencegah negara tersebut kembali menjadi sumber ketidakstabilan regional.
Seruan ini muncul di saat Afghanistan sedang bergulat dengan dampak gempa bumi dahsyat di Provinsi Kunar dan Nangarhar, yang telah menewaskan ratusan orang.
Baca Juga: Armada Global Sumud Flotilla Kembali Berlayar usai Tertunda Cuaca Buruk
Lebih dari 20 pemimpin dunia menghadiri pertemuan di Tianjin, termasuk kepala negara dari China, Rusia, India, Pakistan, Iran, dan Asia Tengah.
Afghanistan, meskipun memegang status pengamat SCO sejak 2012, tidak diundang untuk berpartisipasi.
Didirikan pada 2001, SCO telah berkembang menjadi salah satu organisasi regional terbesar di dunia, mewakili hampir separuh populasi global.
Awalnya berfokus pada kontraterorisme dan keamanan perbatasan, blok ini telah berkembang menjadi kerja sama ekonomi, keamanan energi, dan konektivitas regional. Afghanistan telah lama menjadi titik fokus diskusi SCO, mengingat lokasinya yang strategis yang menghubungkan Asia Tengah dengan Asia Selatan dan tantangan keamanannya. []
Baca Juga: PBB: 12.000 Orang Terdampak Langsung Gempa Bumi di Afghanistan
Mi’raj News Agency (MINA)