Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KUA Dituntut Responsif Selesaikan Permasalahan di Masyarakat

Rendi Setiawan - Sabtu, 3 April 2021 - 14:59 WIB

Sabtu, 3 April 2021 - 14:59 WIB

8 Views

Jakarta, MINA – Program revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA) yang dicanangkan Kementerian Agama tidak hanya menyasar pada infrastruktur, tetapi juga pada peningkatan mutu pelayanannya. Ketua Tim Revitalisasi KUA Muhammad Adib Machrus mendorong KUA lebih responsif terhadap permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.

KUA itu sudah sewajarnya dekat dengan masyarakat, tidak berjarak dengan mereka. KUA juga harus responsif memberi layanan kepada masyarakat, responsif dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Jangan sampai KUA menganggap persoalan di masyarakat itu bukan urusannya,” terang Adib di Jakarta, Sabtu (3/4).

Adib menegaskan, KUA harus berperan penting di tingkat kecamatan dalam pembangunan akhlak dan moral masyarakat. Menurutnya, persoalan pemahaman keagamaan yang menjadi pusat perhatian KUA bisa menimbulkan banyak problem sosial. Sehingga KUA harus betul-betul bisa memberi manfaat kepada masyarakat.

“Jadi negara ini bisa mengeluarkan banyak anggaran untuk membangun unit layanan di kecamatan. Nah sekarang apa manfaatnya bagi masyarakat? Ini harus kelihatan apa manfaatnya. Jadi KUA harus mampu memerankan dirinya sebagai wakil negara yang bertugas memberi layanan kepada masyarakat,” tuturnya seraya menambahkan, KUA harus dirasakan kehadirannya oleh masyarakat.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Adib mengungkapkan, permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat sangat banyak. Persoalan itu biasanya seputar ekonomi, kesehatan, hingga kehidupan beragama. Persoalan sosial itu, lanjut dia, tidak bisa diselesaikan hanya oleh Kementerian Agama, dalam hal ini KUA saja, tetapi perlu adanya sinergi antarpihak.

“Jadi kita tidak bisa menyelesaikan masalah itu sendiri. Kita harus berjejaring. Karena dalam satu problem itu dimensinya bisa banyak sekali. Jadi problem sosial yang terjadi saat ini itu harus dilihat sebagai problem multi dimensi. Oleh karena itu kita harus meningkatkan kemampuan mengelola jejaring,” demikian Adib menegaskan. (L/R2/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Dunia Islam