Jakarta, MINA – Kualitas udara di Jakarta, Rabu (7/) pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki posisi ke-2 sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu pagi merilis indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 153 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 58,6 mikrogram per meter kubik.
IQAir merekomendasikan warga yang beraktivitas di Jakarta untuk menghindari aktivitas outdoor, menutup jendela rumah untuk menghindari udara luar yang kotor, dan menggunakan masker saat keluar rumah, dan nyalakan penyaring udara di rumah.
Konsentrasi tersebut setara 11,7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).
Baca Juga: Menag Kritik Perjalanan Dinas Luar Negeri, Sebut Manfaatnya Kecil Sekali
Kategori tidak sehat, yakni kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 100 lebih.
Adapun kategori sedang, yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Kategori baik, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.
Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Baca Juga: Reuni Akbar 212 Serukan Pembelaan dan Solidaritas terhadap Palestina
Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Selain Jakarta, Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Kinshasa (Kongo) di angka 190, urutan kedua Jakarta (Indonesia) di angka 153; urutan ketiga Kampala (Uganda) di angka 131, urutan keempat Kairo (Mesir) di angka 122 dan urutan kelima Beijing (China) di angka 119.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara terintegrasi hasil pantauan di 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di kota metropolitan tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Reuni Akbar 212, Ini Pesan Habib Rizieq kepada Presiden Prabowo