Jakarta, MINA – Kualitas udara Jakarta pada Selasa (16/9) kembali menunjukkan kondisi memburuk. Dari sebelumnya berada pada level sedang, hari ini indeks kualitas udara (AQI⁺ US) tercatat di angka 129 atau kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, khususnya anak-anak, perempuan, dan masyarakat rentan.
Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Rasio Ridho Sani, menyampaikan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup bersama Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) terus melakukan langkah intensif guna menekan pencemaran udara di wilayah Jabodetabek.
“Emisi kendaraan bermotor masih menjadi kontributor utama penurunan kualitas udara. Oleh karena itu, KLH/BPLH terus berupaya agar bahan bakar yang tersedia memenuhi standar Euro 4,” ujar Rasio dalam keterangannya kepada awak media.
Ia menambahkan, melalui surat Menteri LH/Kepala BPLH telah dilakukan koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah daerah, serta PT Pertamina untuk mempercepat realisasi penyediaan bahan bakar rendah sulfur (setara Euro-4 dengan kandungan <50 ppm). Saat ini, bahan bakar bensin rendah sulfur baru tersedia 24 persen dan solar, termasuk biosolar, sekitar 10 persen.
Baca Juga: Banjir Donggala Sulteng, 85 KK Terdampak, Fasilitas Umum Rusak
Di sisi lain, KLH juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas luar ruangan pada saat polusi tinggi, serta menggunakan masker pelindung ketika bepergian. Orang tua diminta lebih memperhatikan kesehatan anak-anak, terutama yang memiliki riwayat gangguan pernapasan.
“Selain langkah pemerintah, partisipasi masyarakat juga sangat penting, seperti membatasi penggunaan kendaraan pribadi, beralih ke transportasi umum, dan merawat kendaraan secara berkala agar lebih ramah lingkungan,” tambah Rasio.
Langkah percepatan dan keterlibatan semua pihak diharapkan mampu menekan tingkat pencemaran udara yang dalam beberapa hari terakhir semakin berdampak bagi kesehatan masyarakat, terutama kelompok sensitif. []
Mi’raj News Agency (MINA)