Jakarta, MINA – Kualitas udara di wilayah DKI Jakarta pada Sabtu (28/6) kembali menunjukkan kondisi tidak sehat dengan angka Indeks Kualitas Udara (AQI⁺ US) mencapai 194. Level ini menandakan bahwa kualitas udara berada dalam kategori “tidak sehat” dikarenakan polutan dan debu yang berdampak pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.
Data tersebut diperoleh dari situs pemantau kualitas udara IQAir yang mencatat Jakarta sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia pada pagi hari ini.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran atas dampak kesehatan jangka pendek maupun panjang, mengingat paparan partikel polutan seperti PM2.5 dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan, menurunkan imunitas tubuh, hingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya telah mengimbau warga untuk membatasi aktivitas di luar ruangan, menggunakan masker dengan filtrasi tinggi (seperti N95), serta memperbanyak konsumsi air putih guna mengurangi dampak buruk dari paparan polusi udara.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Sabtu Ini Dominan Berawan
Pakar lingkungan dari Universitas Indonesia, Dr. Ahmad Rusdi, menyatakan bahwa tingginya tingkat polusi di Jakarta disebabkan oleh kombinasi dari emisi kendaraan bermotor, aktivitas industri, serta minimnya ruang terbuka hijau.
“Tanpa langkah konkret seperti pembatasan kendaraan dan perbaikan transportasi publik, kita hanya akan berputar dalam siklus polusi yang terus berulang,” ujarnya.
Sementara itu, warga Jakarta mulai merasakan dampaknya. “Saya dan anak-anak mudah batuk dan sakit tenggorokan akhir-akhir ini,” ujar Rini (38), seorang ibu rumah tangga di kawasan Cempaka Putih.
Sebagai bagian dari ikhtiar menjaga lingkungan hidup dan kesehatan umat, sejumlah organisasi masyarakat sipil menyerukan agar seluruh elemen bangsa turut serta menanggulangi krisis udara ini, termasuk dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dan menuntut kebijakan publik yang berpihak pada keberlanjutan.
Baca Juga: Puluhan WNI yang Dievakuasi dari Iran Masih Berada di Azerbaijan
“Menjaga udara bersih adalah bagian dari tanggung jawab khalifah di muka bumi. Ini bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga amanah kemanusiaan dan keislaman,” demikian disampaikan oleh Ketua Lembaga Lingkungan Hidup Dompet Dhuafa, Nurkholis, dalam pernyataannya kepada MINA.
Dalam Islam, kebersihan dan kesehatan lingkungan adalah bagian dari maqashid syari’ah, yang wajib diperhatikan oleh umat dan pemerintah sebagai wujud rahmatan lil ‘alamin. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia-Malaysia Tegaskan Dukungan untuk Kemerdekaan Palestina