Giza, Mesir, 8 Ramadhan 1434/16 Juli 2013 (MINA) – Konflik yang terjadi di Mesir pasca kudeta militer mengakibatkan menurunnya minat wisatawan untuk mengunjungi negara piramida tersebut.
Setelah kudeta militer Mesir yang menggulingkan pemimpin pertama mereka yang terpilih secara demokrasi sehingga mengakibatkan kekerasan jalanan yang mematikan mengguncang ibukota, memperburuk hidup jutaan orang Mesir yang bergantung pada bisnis pariwisata.
Sebelumnya, Presiden Muhammad Mursi dan anggota sayap politik Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menjaga suasana yang ramah untuk pariwisata dan meningkatkan industri, lapor Independent Online yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Selasa (16/7).
Menteri Pariwisata pemerintahannya, Hisham Zaazou mengatakan pada Mei, pada kuartal pertama 2013, sekitar tiga juta wisatawan mengunjungi Mesir, naik 14,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Di masa aman, di Museum Kairo, ratusan turis akan berdesak-desakan untuk melihat sekilas kuburan Raja Tut bertopeng emas atau fitur Ramses II yang berusia 3.000 tahun.
Sekarang, pengunjung sesekali terkunci oleh pemandangan kendaraan lapis baja mengangkut personil berbaris di luar. “Seluruh kamar kosong, hanya ada tentara yang berjalan di dalamnya, sepertinya mereka bosan dan mencoba untuk keluar dari panas,” kata salah satu turis asal Amerika Serikat.
Di Piramida, para kusir kereta kuda kecewa karena menurunnya jumlah wisatawan. “Saya belajar bahasa Inggris di sini, hidup saya ada di sini, tapi sekarang nol. Nol wisatawan hari ini, nol turis kemarin,” katanya.
“Mereka sangat putus asa,” kata turis Amerika, Sloan Holzman setelah mendekati penjual souvenir papirus.
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Pariwisata liberal berharap pasca kudeta
Beda halnya dengan mereka yang berpaham liberal dan mencari nafkah dari para turis, mereka merasa ada tanda-tanda harapan. Mereka senang melihat penggulingan Mursi, karena mereka berpendapat aturan Islam akan membunuh pariwisata.
“Saya tersenyum lebar sekali, meskipun kita belum melihat bencana bagi bisnis kami ini buruk dalam kehidupan kita semua,” kata Mohammed Khodar di depan toko parfumnya.
Pemerintah Mursi yang menaikkan pajak alkohol pada bulan Desember, tapi mundur setelah langkah itu dikritik oleh sektor pariwisata dan kaum liberal. (T/P09/P01).
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Mi’raj News Agency (MINA)