Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kudeta Sudan: Burhan Umumkan Pemerintah Baru

siti aisyah - Jumat, 12 November 2021 - 10:24 WIB

Jumat, 12 November 2021 - 10:24 WIB

11 Views ㅤ

Letnan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan disumpah menjabat Kepala Dewan Militer Transisi Sudan. (Gambar: dok. Gulf News)

Khartoum, MINA – Pemimpin kudeta militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan pada Kamis (11/11) mengumumkan pembentukan pemerintah transisi baru untuk menggantikan pemerintah transisi sebelumnya, yang pemimpin sipilnya dia kudeta pada 25 Oktober.

Televisi pemerintah melaporkan, Burhan telah menunjuk dewan baru untuk memimpin negara itu, demikian Middle East Eye melaporkan.

Jenderal Burhan, yang merupakan Panglima Angkatan Bersenjata Sudan dan yang memimpin Dewan Berdaulat, yang berkuasa sejak dibentuk pada 2019 setelah penggulingan otokrat lama Omar Al-Bashir, mempertahankan posisinya sebagai kepala dewan.

Pemimpin Pasukan Pendukung Cepat paramiliter yang ditakuti Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo (Hemeti) akan tetap menjadi wakilnya.

Baca Juga: Freedom Flotilla, Kapal Bantuan ke Gaza Diserang Drone di Perairan Internasional

Perkembangan itu terjadi hanya dua hari menjelang protes massal yang direncanakan terhadap kudeta.

“Panglima Angkatan Bersenjata mengeluarkan dekrit konstitusional untuk membentuk Dewan Kedaulatan Transisi,” kata Burhan dalam sebuah pernyataan.

Dewan juga mempertahankan Shamsaldine Al-Kabashi, Yasser Atta, dan Ibrahim Gaber, semua tokoh militer senior.

Burhan mengatakan kepada Sky News Arabia bahwa militer berharap Perdana Menteri Abdalla Hamdok akan menjadi “bagian dari perubahan ini”, namun Hamdok telah menjelaskan bahwa ini bukan sesuatu yang dia minati.

Baca Juga: Israel Serang Dekat Istana Presiden Suriah

Di antara para pemimpin sipil yang termasuk dalam dewan baru adalah mantan anggota parlemen Abu Al-Qassem Bortoum, seorang pendukung normalisasi Sudan dengan Israel.

Salma Abdelgaber, seorang Sufi; Youssef Gad Karim dari negara bagian Kordofan Utara; Abdelbaqi Al-Zubair, mewakili negara bagian Khartoum; dan Rajaa Nicola, seorang Koptik, juga disebut sebagai anggota.

Mantan pemimpin pemberontak Malik Agar, Alhady Idris dan Altaher Hagar, yang menandatangani kesepakatan damai 2020 dengan pemerintah, juga mendapatkan kursi.

Pada Rabu, koalisi politik sipil utama Sudan menolak negosiasi apapun dengan militer, dan mempertahankan posisinya pada konferensi pers pertama sejak kudeta.

Baca Juga: Ketua DPR Lebanon Adukan Pelanggaran Israel kepada Jenderal AS

Burhan mengatakan, dia berkomitmen untuk transisi demokrasi dan pemilihan umum pada Juli 2023. (T/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Houthi Targetkan Pangkalan Udara Israel untuk Kedua Kalinya dalam 24 Jam  

Rekomendasi untuk Anda