Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KUIL RAM DI MASJID BABRI INDIA, PICU KERUSUHAN MASSA

Rudi Hendrik - Ahad, 4 Januari 2015 - 21:18 WIB

Ahad, 4 Januari 2015 - 21:18 WIB

1998 Views

Ribuan umat Hindu merubuhkan Masjid Babri pada 6 Desember 1992. (Foto: File On Islam)
Ribuan <a href=

umat Hindu merubuhkan Masjid Babri pada 6 Desember 1992. (Foto: File On Islam)" width="300" height="204" /> Ribuan umat Hindu merubuhkan Masjid Babri pada 6 Desember 1992. (Foto: File On Islam)

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Setelah partai nasionalis Hindu, Partai Bharatiya Janata (BJP), membentuk pemerintahan nasional pada Mei 2014, kelompok Hindutva India meningkatkan aktivitas anti-Muslimnya dengan membangun  kuil Ram di lokasi Masjid Babri dalam daftar teratas agenda mereka.

Pada 1989, BJP dan VHP (Vishwa Hindu Parishad) menempatkan blok bangunan pertama untuk kuil Ram dekat masjid Babri di Ayodhya, Uttar Pradesh.

Dengan kemenangan pemilu oleh BJP di negara bagian Uttar Pradesh pada 1991, sebagian masjid dihancurkan. Pada 1992, masjid benar-benar dihancurkan oleh ekstrimis Hindu.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Serangkaian bentrokan terjadi yang menewaskan lebih 2.000 orang yang sebagian besar Muslim, dan menyebabkan ribuan lainnya terluka.

Pada 2002, bentrokan baru di Gujarat terjadi setelah pembunuhan anggota VHP (salah satunya adalah anggota dari pemerintah koalisi) dalam serangan di kereta api oleh orang-orang yang mengaku sebagai Muslim. Bentrokan menewaskan sekitar 2.000 orang.

Hingga hari ini bentrokan kerap terjadi tapi tidak berdarah, karena orang-orang masih terguncang oleh kerusuhan Gujarat 2002.

Penggalangan massa Hindu sangat membantu kemenangan Narendra Modi yang memimpin BJP dalam pemilu. Pemimpin kelompok Hindutva sekarang meminta pemerintah membuka jalan bagi pembangunan kuil besar Ram.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

“Sampai kuil besar dibangun di Ayodhya, di mana Dewa Ram lahir, umat Hindu tidak akan mendapatkan kehormatannya yang telah ditolak selama berabad-abad. Segera, kami pasti akan membangun candi persis di lokasi (Masjid Babri) di mana Dewa Ram dilahirkan,” kata Praveen Togadia, presiden VHP, atau organisasi keagamaan Hindu terbesar, Dewan Hindu Dunia, dalam konferensi Hindu di Mumbai pada 14 Desember lalu.

“Kami tidak peduli jika beberapa orang tidak setuju dengan rencana kami.”
Sejarah penghancuran Masjid Babri

<a href=

Masjid Babri pada tahun 1900. (Foto: File On Islam)" width="300" height="200" /> Masjid Babri pada tahun 1900. (Foto: File On Islam)

Pada 1528, Mir Baqi, seorang jenderal dari Kaisar Mughal Babur India, membangun Masjid Babri di Ayodhya.

Pada 1949, beberapa pandita Hindu mengklaim bahwa penguasa Muslim telah meruntuhkan kuil Ram di lokasi itu untuk membangun masjid, dan secara paksa mereka menempatkan patung Ram Lala (bayi Ram) di dalam masjid.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Dalam buku mereka, Ayodhya: The Dark Night, yang diterbitkan oleh Harper Collins India 2012, penulis Krishna Jha dan Dhirendra K Jha mendokumentasikan bagaimana seorang pandita Hindu Abhiram Das dan tiga rekannya, dengan keras menyerang muadzin Masjid Babri dan memaksa meletakkan patung Ram di dalam masjid pada malam 22 Desember 1949.

Setelah memasang paksa patung Ram di dalam masjid, para pandita Hindu menyatakan, sejak itu bayi Ram secara “ajaib” telah muncul di lokasi masjid, karena tempat itu memang tempat kelahiran Dewa Ram.

Pemerintah daerah tidak menyingkirkan patung Ram dari masjid dan mereka dituding berkolusi dengan para pandita Hindu. Pemerintah menyatakan lokasi Masjid Babri sebagai wilayah sengketa dan tertutup bagi umum.

Banyak yang mengatakan, penempatan paksa berhala Hindu dalam Masjid Babri, memberikan dorongan semangat bagi kelompok Hindutva, yang empat dekade kemudian akhirnya menyebabkan pembongkaran masjid .

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Puluhan ribu aktivis Hindu yang dipimpin oleh banyak tokoh politik dan agama, menyerang masjid Babri pada 6 Desember 1992 dan menghancurkan monumen berusia 460 tahun itu. Akibatnya, kerusuhan massa nasional terjadi, di mana lebih 3.000 orang meninggal, sebagian besar korban adalah umat Islam.
Kampanye umat Hindu

Setelah pembongkaran Masjid Babri, dengan dukungan aktif dari sayap kanan kelompok Hindu Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) dan organisasi keagamaan Hindu VHP, nasionalis Hindu BJP mulai menuntut pembangunan sebuah kuil besar Ram di lokasi masjid yang dihancurkan.

Kampanye pembangunan kuil Ram mulai mempolarisasi masyarakat Hindu yang sangat menguntungkan BJP, mendorong partai itu meraih kemenangan dalam pemilu 1998 sehingga membentuk pemerintah nasional untuk pertama kalinya, dalam koalisi bersama beberapa partai-partai kecil.

Beberapa pemimpin tinggi BJP mengatakan pada banyak kesempatan, setelah pembongkaran masjid Babri, partai mereka akan membangun kuil Ram dan “memenuhi impian” umat Hindu.

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Setelah pemilihan umum jangka menengah pada 1999, ketika aliansi pimpinan BJP membentuk lagi pemerintahan nasional, RSS, VHP dan kelompok Hindu lainnya mulai menekan BJP untuk mengambil langkah ke arah pembangunan candi.

Namun pimpinan partai mengatakan, hal itu belum bisa diagendakan karena akan ditentang oleh sekutu politik BJP yang bisa menarik dukungannya, dan menempatkan koalisi pimpinan BJP dan pemerintahannya dalam masalah serius.

Namun para pemimpin BJP meyakinkan para pendukungnya bahwa kuil pasti akan dibangun dengan dukungan aktif dari pemerintah, jika di masa depan terbentuk pemerintahan nasional secara mandiri.

Setelah BJP kembali memenangkan pemilu terakhir dan pemerintahan di bawah Modi, VHP dan RSS meningkatkan permintaannya untuk membangun kuil Ram.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Bahkan beberapa pemimpin BJP yang menduduki pos pemerintah, bergabung dalam kampanye itu.

Pada tahun 2010, Pengadilan Tinggi Allahabad, pengadilan tertinggi Uttar Pradesh, memutuskan bahwa lokasi masjid harus dibagi antara Hindu dan Muslim. Dua bagian yang diberikan kepada umat Hindus -Ram Lalla dan Akhara Akhada- dan satu untuk lembaga wakaf Sunni (SWB).

Namun kedua belah pihak menyatakan, mereka tidak menginginkan pembagian situs tersebut.  (T/P001/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel

Sumber: OnIslam.net

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Asia
Asia
Dunia Islam
Dunia Islam