Ramallah, MINA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, kunjungan rekannya dari Austria akan memperkuat hubungan dan kerja sama antara kedua negara. Ia juga berterima kasih kepada Austria atas dukungan politik dan ekonomi yang menjadikan Palestina membangun institusi nasional dan meningkatkan ekonominya.
Hal itu Abbas sampaikan pada konferensi pers, Selasa (5/2) di kantor pusat kepresidenan di Ramallah saat kunjungan kenegaraan Alexander Van der Bellen, Presiden Austria ke Palestina.
Abbas menyampaikan harapan bahwa Uni Eropa dan negara-negara anggotanya akan mengakui Negara Palestina, karena itu akan sangat membantu memajukan proses perdamaian, demikian Wafa melaporkan yang dikutip MINA.
Sementara itu, Presiden Austria Van der Bellen mengatakan, negaranya sebagai Uni Eropa mendukung solusi dua negara melalui negosiasi.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Austria tidak menerima apa yang telah dilakukan pemerintah AS di Yerusalem dengan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem dan menahan dana dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA),” kata Bellen.
Presiden Austria menekankan bahwa Uni Eropa akan terus memberikan bantuan kepada UNRWA.
“Kami berbicara selama pertemuan tentang perdamaian di Timur Tengah, dan kami tahu situasinya buruk,” katanya,
Ia juga menjelaskan bahwa ada banyak program yang telah disediakan Badan Pembangunan Austria untuk Palestina selama beberapa dekade dalam bidang kemanusiaan, kesehatan dan air. Proyek dan program itu didukung Austria melalui Uni Eropa, seperti bantuan untuk UNRWA.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Presiden Austria juga berterima kasih kepada Abbas karena mengundangnya untuk datang ke Ramallah. Ia menekankan bahwa hubungan antara Austria dan Palestina hangat dan
“Kami akan bekerja untuk mendukung rakyat Palestina,” ujar Presiden Austria Van der Bellen.
Setelah menyelesaikan kunjungannya, Presiden Austria meletakkan karangan bunga di makam almarhum pemimpin Palestina Yasser Arafat, yang menurutnya sudah lama ia kenal. (T/Ais/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon