Riyadh, 6 Rabi’ul Akhir 1437/16 Januari 2016 (MINA) – Presiden China Xi Jinpingmulai Selasa 19/1 pekan depan akan melancarkan langkah diplomasi baru untuk memperluas pengaruh di Timur Tengah dengan menunjungi tenaga negara besar yakni Saudi Arabia, Mesir dan Iran.
Kunjungannya dijadwalkan dimulai dengan mengunjungi Arab Saudi, mulai Selasa (19/1), dan bertemu dengan Raja Salman untuk membahas perdagangan, hubungan kedua negara, isyu-isyu regional dan intenasional yang menjadi kepentingasn kedua negara
Arab Saudi masih menjadi mitra dagang terbesar China di kawasan Timur Tengah. Demikian Duta Besar China Li Chengwen mengatakan kepada Arab News pada Jumat (15/1), sebagaimana disiarkan Saudi News Agency dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Lu Kang, Xi menjalani tur Timur Tengah dari 19 sampai 23 Januari. Selain Saudi, ia juga akan melawat ke Mesir dan Iran untuk bertemu dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi dan Presiden Hassan Rouhani.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Li Shaoxian, Wakil Presiden China Institutes of Contemporary International Relations, lembaga think tank pemerintah, mengatakan Beijing mau tidak mau harus melangkah ke kawasan di Timur Tengah.
Tetapi ia menekankan peran ‘Negeri Tirai Bambu’ akan berbeda dari negara adidaya lainnya. “Timur Tengah merupakan sebuah batu ujian bagi negara-negara besar,” kata Li, seperti yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dari Arab News.
“Apakah (ujian) itu adalah kuburan tergantung pada apakah sebuah negara mencari hegemoni,” kata Li, menambahkan bahwa itu bukan niat China.
Pemimpin China tidak pernah lagi mengunjungi Arab Saudi sejak 2009 ketika Hu Jintao melawat ke sana. Adapun Jiang Zemin adalah presiden China terakhir yang mengunjungi Iran pada tahun 2002.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Menjelang kunjungan Xi, ‘Negeri Panda’ mengeluarkan kertas kebijakan mengenai negara-negara Arab, yang menyatakan kesediaan untuk mengkoordinasikan strategi pembangunan dengan negara-negara Arab.
“Kami mendorong dan mendukung ekspansi dan optimalisasi investasi satu sama lain oleh perusahaan dari kedua belah pihak,” bunyi kertas kebijakan itu.
Kebijakan itu juga menyatakan bahwa China siap untuk terus memberikan pinjaman yang menguntungkan ke negara-negara Arab, serta kredit ekspor. Negara-negara Arab secara keseluruhan telah menjadi pemasok terbesar minyak mentah untuk China dan mitra dagang terbesar ketujuh negara Asia Timur itu. (Syauqi/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris