Kunjungi Korsel, Jokowi Akan Tandangani Sembilan MoU

Jakarta, 5 Sya’ban 1437/12 Mei 2016 (MINA) – Setidaknya ada sembilan nota kesepahaman () yang akan ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sebagai hasil konkret dari pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan () Park Geun-hye pada pertengahan Mei ini.

Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Seoul, Korsel, pada 15 Mei mendatang atas undangan Presiden Park. Dari Seoul, akan bertolak ke Sochi, Rusia, pada 18 Mei untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tingkat (KTT) Peringakatan 20 Tahun Kerja Sama ASEAN-Federasi Rusia.

“Hasil-hasil konkret yang diharapkan tercapai dalam kunjungan (Presiden ke Korsel) yakni penandantanganan sembilan MoU, enam MoU di tingkat menteri dan tiga MoU di tingkat eselon satu,” ungkap Direktur Asia Timur dan Pasifik pada Kementerian Luar Negeri RI, Edi Yusup, saat press briefing, Kamis (12/5), yang juga diikuti Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Edi merinci kesembilan MoU tersebut di antaranya mencakup bidang kemaritiman, industri kreatif, kerja sama antikorupsi, restorasi hutan gambut, teknologi pertahanan, dan kawasan ekonomi khusus. Adapun di tingkat eselon satu akan disepakati kerja sama penelitian untuk pengembangan clean enenrgy.

Selain itu, Park dan Jokowi juga akan membahas isu-isu di tingkat regional, seperti kerja sama ASEAN-Korsel, peningkatan kerja sama saling mendukung di badan-badan internasional, dan situasi Semenanjung Korea.

Edi mengungkatakan, posisi Korsel bagi Indonesia sangat penting. ‘Negeri Ginseng’ merupakan mitra wicara dan sekaligus mitra strategis Indonesia. Hubungan perdangan dan investasi Jakarta dengan Seoul terbilang cukup tinggi.

Korsel meduduki urutan keenam sebagai negara tujuan ekspor Indonesia dan peringkat keempat selaku sumber impor untuk Tanah Air. Di bidang investasi, ‘Negeri Ginseng’ meduduki peringkat kelima pada 2015 dan lebih dari 2.200 persuhaan Korsel menanamkan modalnya di Indonesia.

“Jadi peran Korsel dalam pengembangan industrialisasi di Indonesia menjadi sangat penting,” tegas Edi.

Selama di Seoul, Presiden Jokowi akan bertemu dengan kalangan diaspora Indonesia di negara itu dan sejauh ini sudah 1.400 orang yang sudah mendaftar untuk ikut pertemuan.

Presiden juga akan mengadakan forum bisnis dengan sekitar 400 pengusaha Korsel dan Indonesia, yang umumnya akan dihadiri oleh para pemimpin eksekutif (CEO) perusahaan-perusahaan ternama.

“Selain itu akan ada one-on-one business meeting dengan beberapa perusahaan Korea. Dan akan ada bisnis langsung dengan sekitar 20 pemilik perusahaan terbesar di Korea, salah satunya Lotte Group,” ujar Edi.

“Semoga akan ada komitmen investasi Korea di Indonesia dalam pertemuan B to B (business to business). Kerja sama ini diharapkan sangat positif karena selama ini hampir 70% investasi korsel direalisasikan,” tambahnya.

Edi juga menyinggung soal pembelian tiga kapal selam dari Korsel. Kapal selam pertama sudah selesai, sementara yang kedua dan ketiga direncanakan akan rampung dibangun pada 2017 dan 2018. Khusus kapal selam yang ketiga akan dibangun di Indonesia untuk memaksimalkan kegiatan transfer teknologi seperti yang diamanatkan undang-undang.

Dalam lawatannya tersebut, Jokowi akan membawa ‘paket hemat’ sebagai pendamping selama bertugas, yakni Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri, Menteri Sekretaris Negera, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Menteri Kelautan dan Perikanan. (L/P022/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)