Al-Khalil (Hebron), 25 Jumadil Awwal 1436/16 Maret 2015 (MINA) – Kunjungan Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman ke Masjid Ibrahimi di Tepi Barat yang diduduki membuat marah rakyat Palestina.
Lieberman memasuki Masjid Ibrahimi, yang juga dikenal sebagai tempat para leluhur di Kota Al-Khalil (Hebron), selatan Tepi Barat, terletak 30 kilometer (18 mil) dari selatan Al-Quds, dengan keamanan yang ketat, pada Ahad (15/3) kemarin.
“Serangan yang diakibatkan kebencian itu terjadi hanya pada sisi masjid yang berada di bawah kendali Israel dan berlangsung selama sekitar satu setengah jam,” kata Kepala Departemen Agama Al-Khalil, El-Halaweh, seperti dilaporkan Press TV yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Halweh mengatakan, selama serangan tersebut, gerbang pemisah masjid dari pasar Palestina di Kota Tua disegel pasukan keamanan Israel di tengah kehadiran Lieberman ke Masjid Ibrahimi.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
“Lieberman mencoba menggunakan Masjid Ibrahimi sebagai tempat untuk melakukan kampanye”, kata Halaweh.
Kunjungan yang dilakukan ke Masjid Ibrahimi oleh pemimpin dari partai sayap kanan Yisrael Beiteinu tersebut, merupakan yang kedua kalinya. sebelumnya ia juga telah melakukan kunjungan pada Kamis (12/3) malam.
Sebuah survei pendapat pada 10 Maret mengungkapkan, oposisi Zionis Union bergabung pada partai sayap kanan, partai Likud yang di bawah pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada pemilihan pemilu 17 Maret mendatang.
Jajak pendapat yang dilakukan lembaga riset Panel Politik Israel menemukan, Isaac Herzog dari Zionis Union yang mengidentifikasikan sebagai sayap kiri-tengah, diproyeksikan mendapat 24 kursi, dan partai Likud mendapat 21 kursi di Knesset (parlemen Israel).
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Pada Kamis (12/3) Netanyahu mengakui partai Likud yang dipimpinnya mengalami resiko kehilangan suara pada pemilihan parlemen mendatang.
Masjid Ibrahimi adalah situs Islam tersuci kedua di wilayah Palestina setelah Masjid Al-Aqsha di Al-Quds.
Masjid ini dibagi menjadi beberapa bagian, sebagian untuk Muslim dan sebagaian Yahudi oleh Komite Samgar rezim Israel setelah pembantaian 1994 yang menewaskan 29 jamaah Muslim dan menimbulkan korban luka-luka sebanyak 50 orang.
Sejak peristiwa tersebut, pemerintah Israel telah melanggar hak-hak umat Islam di Masjid Ibrahimi dengan alasan menandai hari libur Yahudi, selain itu Muslim yang ingin melakukan ibadah shalat di Masjid Ibrahim dibatasi.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Para pejabat Israel juga melarang muslim melakukan ibadah yang dilakukan sore dan malam hari.
Ketika Lieberman masuk ke Masjid Ibrahimi dan membuat rakyat Palestina marah, posisi pemukim radikal Israel juga ada di tempat kejadian, namun mereka hanya melihatnya saja.
Pemukim ekstrimis dikabarkan berusaha memasuki Masjid Ibrahimi dan akan mengubahnya menjadi sebuah sinagog. (T/P010/R05)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)