Tel Aviv, MINA – Pasukan Pendudukan Israel (IOF) kekurangan personel sehingga memutuskan untuk memindahkan beberapa tentara wajib militer Israel, yang telah ditugaskan di 8.200 unit spionase dunia maya dan teknologi militer ke brigade dan unit dalam infanteri.
Hal itu dilaporkan oleh surat kabar Israel Yedioth Ahronoth pada Rabu (26/6), mengatakan bahwa para pemimpin unit intelijen memprotes pemindahan wajib militer ke infanteri, dengan alasan bahwa hal itu akan merugikan kualitas perwira dan tentaranya serta berdampak negatif pada efektivitas intelijen.
Lebih lanjut, surat kabar tersebut menyoroti bahwa keputusan pimpinan IOF ini merupakan penyimpangan dari strategi sebelumnya, yang memprioritaskan perekrutan ke dalam unit siber dan teknologi militer.
Tentara Israel akan merekrut Haredim (Yahudi ultra ortodoks) menjadi pasukan cadangan baru di tengah kekurangan tenaga kerja.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Media Israel juga mengungkapkan bahwa tentara pendudukan Israel mendorong pembentukan kekuatan baru, Divisi 96 – Divisi David, karena kekurangan pasukan yang bertanggung jawab atas berbagai tugas keamanan.
Amir Bohbot, koresponden militer untuk situs berita Walla Israel, menjelaskan bahwa pasukan tersebut akan terdiri dari tentara yang telah mencapai usia pengecualian militer dan sukarelawan, termasuk Yahudi Haredi.
Menurut Divisi Sumber Daya Manusia Israel, jumlah tentara di pasukan tersebut bisa mencapai 40.000 setelah usia pengecualian militer dinaikkan dua tahun.
Bohbot lebih lanjut mencatat bahwa Haredim mungkin direkrut menjadi brigade cadangan, kemudian batalyon, sekaligus mempertahankan hidup mereka. Relawan juga bisa didaftarkan ke pasukan cadangan. []
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)