Bandung, MINA – Mengantisipasi kemacetan parah yang kini membelit Kota Bandung, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mulai menerapkan pengaturan jadwal masuk sekolah secara berjenjang untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Kebijakan ini diberlakukan mulai Senin (14/7) bertepatan dengan dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Wali Kota Farhan menjelaskan, siswa SMA negeri dan swasta masuk lebih awal pukul 06.30 WIB, disusul SMP pukul 07.00 WIB, dan SD pukul 07.30 WIB. “Ini juga jadi penanda simbolis dimulainya MPLS serentak untuk sekolah-sekolah di Bandung,” ujar Farhan di SMP Negeri 14 Bandung, Senin (14/7).
Kebijakan ini selaras dengan arahan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang sebelumnya telah menginstruksikan agar siswa SMA se-Jabar masuk sekolah pukul 06.30 WIB. Untuk SD dan SMP, setiap kabupaten/kota diinstruksikan menyesuaikan dengan kondisi lalu lintas wilayah masing-masing.
Menurut Farhan, dengan pengaturan waktu masuk yang berjenjang, diharapkan arus lalu lintas dapat lebih terurai. “Anak SMA sudah harus ada di sekolah jam enam, selesai sekolah lebih cepat, sehingga tidak menumpuk dengan jam masuk SMP. Begitu juga, anak SD masuk setelahnya ketika sebagian sudah pulang,” kata Farhan.
Baca Juga: Orientasi Santri Ponpes Al-Fatah Jambi Usung Tema Cetak Generasi Ahlul Qur’an
Pemerintah Kota Bandung memang tengah berpacu menurunkan tingkat kemacetan. Berdasarkan TomTom Traffic Index 2025, Bandung menjadi kota termacet di Indonesia, bahkan melampaui Jakarta. Dalam laporan tersebut, tingkat kemacetan Bandung mencapai 52 persen, artinya pengendara membutuhkan waktu tambahan 52 persen lebih lama untuk sampai ke tujuan dibandingkan kondisi normal tanpa macet.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Asep Kurnia menyebut, salah satu faktor penyebab kemacetan selain kepadatan kendaraan, adalah rendahnya tingkat ketertiban berlalu lintas. “Banyak pengendara tidak tertib di jalan, parkir sembarangan, belum lagi jumlah kendaraan yang terus bertambah tiap tahun,” ujar Asep.
Langkah pengaturan jam sekolah juga menjadi bagian dari strategi jangka pendek Pemkot Bandung sebelum kebijakan transportasi massal dan penghapusan trayek angkot yang rencananya akan diganti dengan angkutan online resmi diterapkan.
Pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irfan Rauf, menilai kebijakan ini efektif dalam jangka pendek. Namun ia mengingatkan perlunya dibarengi penguatan sarana angkutan umum dan pengawasan di titik-titik rawan kemacetan. “Kalau tidak diimbangi dengan pembenahan sistem angkutan umum, risiko kemacetan hanya bergeser waktu saja,” katanya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Senin Ini Berpotensi Hujan Ringan
MPLS di Bandung sendiri akan berlangsung selama lima hari. Selain mengenal lingkungan sekolah, siswa juga dibekali edukasi lalu lintas dan budaya tertib berlalu lintas sebagai bagian dari pembentukan karakter sejak dini. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dirjen PHU Sambut Kepulangan Petugas Haji di Bandara Internasional Soeta