Tel Aviv, MINA – Israel menandatangani dua kontrak penting dengan Elbit Systems, yang menugaskan kontraktor senjata tersebut memasok ribuan bom berat kepada militer dan membangun fasilitas baru untuk memproduksi bahan mentah.
Kementerian Israel mengatakan, kedua perjanjian bernilai sekitar USD 275 juta itu penting untuk meningkatkan ketahanan operasional dan kemampuan membangun kekuatan tentara Israel. Almayadeen melaporkan.
Berdasarkan kesepakatan pertama, Elbit akan menyediakan ribuan amunisi udara berat untuk Angkatan Udara Israel, yang mengurangi ketergantungan Israel pada Amerika Serikat, yang telah menunda pengiriman bom berat pada akhir musim semi, menurut media Israel.
Perjanjian kedua, menurut laporan, Elbit akan mendirikan “pabrik bahan mentah nasional” untuk memproduksi bahan-bahan yang sebelumnya sebagian besar bersumber dari luar negeri.
Baca Juga: Media Israel: Tentara Israel Hadapi 50 Tuntutan Global atas Kejahatan di Gaza
Kementerian menjelaskan, fasilitas baru tersebut akan menampilkan jalur produksi canggih untuk bahan-bahan berenergi yang digunakan industri pertahanan Israel.
“Proyek ini bertujuan untuk memperkuat kemandirian manufaktur dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor,” kata Kementerian.
Hal ini terjadi saat Israel melanjutkan genosidanya selama 459 hari, menewaskan lebih dari 45.854 warga Palestina di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan.
Elbit Systems dikenal memasok pasukan pendudukan Israel dengan drone, amunisi, kendaraan tempur, rudal, dan berbagai jenis persenjataan lainnya. Palestine Action terus mendesak Elbit Systems menutup secara permanen beberapa pabrik senjata di Inggris, meskipun menghadapi penangkapan, penggerebekan, dan pemenjaraan.
Baca Juga: Aksi Heroik Pejuang Palestina di Tepi Barat Tewaskan 3 Warga Israel
Kini pengiriman senjata AS yang sebelumnya ditangguhkan ke Israel sudah dapat dilakukan, karena pemerintahan Biden menyadari bahwa pemerintahan Trump yang akan datang akan menyetujuinya, menurut laporan Israeli Public Broadcasting Corporation (KAN) bulan lalu, mengutip sumber dari Amerika.
Pada awal Mei, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengumumkan Amerika Serikat menghentikan pengiriman bom ke Israel karena kekhawatiran tentang potensi penggunaannya dalam invasi Rafah.
KAN menyebutkan Direktur Jenderal Kementerian Keamanan Israel, Eyal Zamir, mengangkat isu penangguhan pengiriman senjata tersebut selama pertemuan dengan pejabat senior di Washington.
Zamil menunjukkan bahwa Israel tengah meningkatkan produksi senjata dalam negerinya, di tengah embargo senjata yang diberlakukan oleh beberapa negara.
Baca Juga: Mengapa Pasukan Zionis Hancurkan Ratusan Masjid di Gaza?
Meskipun pemerintah AS menangguhkan pengiriman senjata tertentu ke Israel, negara itu terus mengekspor pengiriman senjata lainnya.
Hal ini disertai dengan dukungan militer dan politik yang tak terbatas bagi Israel selama agresinya di Gaza dan Lebanon. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kementerian Wakaf Gaza: Zionis Targetkan 74% Masjid