Aleppo, 6 Syawwal 1438/30 Juni 2017 (MINA) – Pejabat Kurdi meminta koalisi internasional untuk menghentikan operasi militer Turki terhadap rakyat Rojava di Suriah Utara.
Sihanok Dibo, seorang pejabat senior di Partai Persatuan Demokratik (PYD) Kurdi mengatakan bahwa operasi yang menargetkan distrik Afrin, provinsi Aleppo, dapat membahayakan kampanye pasukan Kurdi di Raqqa yang sedang berlangsung.
Ia mengatakan pada hari Kamis (29/6) bahwa Turki dan pasukannya telah mengebom Afrin untuk “mengganggu pembebasan Raqqa” dari kekuasaan militan Islamic State (ISIS).
Dibo menegaskan bahwa mengakhiri agresi Turki adalah tanggung jawab koalisi internasional.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Dalam sebuah pernyataan, Sharvan Darwish, juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi, menyerukan kepada dunia untuk menghentikan agresi Turki terhadap orang-orang Kurdi.
“Selama bertahun-tahun, kami telah memerangi teroris dengan nyawa dan darah kami,” Katanya. “Dunia harus mengambil sikap melawan Turki yang melakukan agresi di sekitar Efrin.”
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Turki Veysi Kaynak mengatakan pada hari Rabu bahwa SDF harus disingkirkan dari Afrin untuk menjamin keamanan Azaz, Maree, Al-Bab dan Idlib.
“Masalahnya di wilayah ini ada Partai Persatuan Kurdi Suriah dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang mengontrol Afrin dan ada pendirian sebuah pangkalan Rusia di sana,” kata Kaynak kepada media di Kahramanmaras.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Seorang wartawan Kurdi di Afrin mengatakan kepada ARA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), pasukan Rusia tetap berada di distrik Afrin. Pada hari Rabu terjadi baku tembak dengan pasukan Turki.
Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi mengatakan bahwa mereka akan menanggapi setiap agresi Turki. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)