Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KURTUBI DUKUNG PEMERINTAH TURUNKAN HARGA BBM

Rendi Setiawan - Selasa, 6 Oktober 2015 - 11:03 WIB

Selasa, 6 Oktober 2015 - 11:03 WIB

373 Views

(dok. Suara Islam)
(dok. Suara Islam)

(dok. Suara Islam)

Jakarta, 22 Dzulhijjah 1436/6 Oktober 2015 (MINA) – Anggota DPR RI, Kurtubi, yang juga dikenal sebagai pakar perminyakan,  mendukung rencana pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).

“Dengan posisi harga crude 50 USD per barels, dengan nilai kurs rupiah 15.000 per dolar, maka BPP BBM menjadi sekitar Rp6.600 per liter.  Ada ruang untuk menurunkan harga BBM sebesar Rp1.000 per liter,” kata Kurtubi di Gedung Nusantara, Jakarta, Senin (5/10), demikian siaran pers DPR RI yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Anggota Komisi VII yang juga dikenal sebagai pakar perminyakan ini menilai, jika pemerintah menurunkan harga BBM maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab harga BBM yang turun akan meningkatkan daya beli masyarakat, kendati di tengah kelesuan ekonomi dunia saat sekarang.

“Yang pasti akan meningkatkan konsumsi sekaligus pertumbuhan ekonomi. Dan yang jauh lebih penting lagi karena saat ini belanja dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta government spending pemerintah sudah mulai cair,” terangnya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Hal itu, lanjut Kurtubi, seiring dengan terus anjloknya harga minyak mentah dunia, yang bisa dilakukan oleh pemerintah tidak hanya menurunkan BBM. Harga gas dan tarif listrik juga harus turun, karena batubara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan BBM untuk Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Diesel (PLTD) juga sudah lama turun.

Menurutnya, jika ini di lakukan maka industri akan tumbuh lebih bagus dalam menciptakan lapangan kerja baru. Sehingga, pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2016 sudah bisa di atas 5 persen, dan bisa saja pertumbuhan 6 persen berpeluang. “Pertumbuhan ekonomi menembus 6 persen, mengapa tidak,” pungkasnya. (T/P011/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Kolom
Khadijah