Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kutamaan Lailatul Qadar, Tadabbur Surat Al-Qadar

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - Senin, 10 Maret 2025 - 12:48 WIB

Senin, 10 Maret 2025 - 12:48 WIB

106 Views

Ibadah di masjid. (Foto: MINA)

KEUTAMAAN Lailatul Qadar terdapat pada bulan Ramadhan. Di dalam Al-Quran Allah berfirman :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْر ٍ(٣) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ(٥)

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (3) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (4) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (5). (QS Al-Qadar [97] : 1-5).

Di dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah menurunkan Al-Quran sekaligus dari Lauh Mahfuz di sisi Allah ke Baitul ‘Izzah di langit yang terdekat. Kemudian dari Baitul ‘Izzah diturunkan secara terpisah-pisah sesuai dengan kejadian-kejadian dibawa oleh Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Baca Juga: Peran Masjid Al-Aqsa dalam Persatuan Umat Islam di Seluruh Dunia

Turunnya Al-Quran dari Lauh Mahfuz ke Baitul ‘Izzah terjadi pada malam Lailatul Qadar, pada bulan Ramadhan yang diberkahi.

Pada ayat lain disebutkan :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. (QS Ad-Dukhan [44] : 3).

Baca Juga: Menjaga Spirit EcoRamadhan: Sucikan Diri, Kurangi Sampah

Pada ayat lain disebutkan juga :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ

Artinya : “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an…..”. (QS Al-Baqarah [2]: 185).

Di dalam Tafsir Al-Quran Kementerian Agama RI dijelaskan, peristiwa penting pertama kali turunnya Al-Quran terjadi pada malam Lailatul Qadar. Selanjutnya, sesuai dengan hadis Nabi, Lailatul Qadar itu akan terjadi lagi pada setiap bulan Ramadhan.

Baca Juga: The Power of Ikhlas

Menurut jumhur (kebanyakan) ulama diperhitungkan terjadi pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, bahkan lebih diutamakan pada malam-malam yang ganjil. Sehingga pada sepuluh hari/malam terakhir Ramadhan itulah, digencarkannya i’tikaf di masjid.

Pengertian Lailatul Qadar

Secara harfiyah, Lailatul Qadar terdiri dari dua kata, yakni Lail atau Lailah yang berarti malam hari, dan Qadar yang berarti  ukuran atau ketetapan.

Secara maknawi, Lailatul Qadar dapat dimaknai sebagai malam yang agung, mulia, dan penuh barakah, yang lebih baik daripada seribu bulan, atau disebut juga dengan malam penetapan Allah  bagi perjalanan hidup manusia.

Baca Juga: Tak Perlu Bangga, Zionis! Neraka Sudah Siap Menerimamu

Diturunkannya Al-Quran pertama kali dari Lauh Mahfudz ke Baitul ’Izzah pada malam itu juga, dipahami sebagai penetapan langkah hidup manusia yang harus dilalui dengan panduan Al-Quran.

Lailatul Qadar dikatakan lebih utama daripada seribu bulan (sekitar 83,33 tahun).

Pada malam Lailatul Qadar yang kemudian terjadi setiap bulan Ramadhan, para Malaikat turun ke bumi dengan izin Allah. Sehingga sepanjang malam itu tersebar keselamatan bagi penduduk bumi hingga terbit fajar.

Tentang hal ini, dikatakan di dalam hadits:

Baca Juga: Perut adalah Sumber Penyakit: Penjelasan Hadis dan Fakta Medis

إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلاَّ مَحْرُومٌ

Artinya : “Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) benar-benar telah datang kepadamu, padanya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa yang terhalang  (dari) nya, maka sungguh terhalang (dari) kebaikan semuanya. Dan tidak terhalang (dari) kebaikan, kecuali orang-orang yang bernasib buruk”. (HR Ibnu Majah dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu).

Sebab Turun Surat Al-Qadar

Tentang sebab-sebab turun (Asbabun Nuzul) Surat Al-Qadar, disebutkan bahwa pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan kisah kepada para sahabatnya tentang seorang pejuang dari Bani Israil (keturunan Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam) yang bernama Sam’un. Sam’un selama 1.000 bulan atau delapan puluh tiga tahun lebih, senantiasa berjuang di jalan Allah, menegakkan agama Allah pada siang harinya, dan beribadah tekun pada malam harinya.

Baca Juga: Hidup Sekali, Jangan Salah Tujuan: Dunia Bukan Segalanya

Para sahabat ketika mendengar cerita tersebut, mereka merasa sedih, kecil hati dan merasa iri dengan amal ibadah dan jihad Sam’un. Mereka ingin melakukan jihad dan amal ibadah yang sama seperti Sam’un. Akan tetapi bagaimanakah mungkin untuk melakukannya? Sedangkan umur kehidupan para sahabat dan umat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam jarang yang mencapai usia 83 tahun.

Pada umumnya hanya mencapai kisaran usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun. Jarang yang lebih daripada usia 80 tahun.

Ketika para sahabat sedang merenungkan tentang hal itu, maka turunlah Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membawa wahyu dan kabar gembira kepada dirinya  dan para sahabat.

Berkata Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam, “Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepadamu Ya Rasulullah Surat Al-Qadar, yang di dalamnya terdapat kabar gembira untukmu dan umatmu, yakni Allah berkenan menurunkan Lailatul Qadr, di mana orang yang beramal pada Lailatul Qadar akan mendapatkan pahala lebih baik dan lebih besar dari pada seribu bulan. Maka amal ibadah yang dikerjakan umatmu pada Lailatul Qadar akan lebih baik daripada seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil yang berjihad selama delapan puluh tahun”. Lalu Malaikat Jibril membacakan surat Al-Qadar.

Baca Juga: Zionis Israel Tak Punya Tanah, Apalagi Masa Depan

Dengan turunnya wahyu tersebut, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya merasa senang dan gembira. Maka beliau memerintahkan kepada para sahabat untuk berupaya menggapai malam Lailatul Qadar itu dengan sungguh-sungguh.

Doa Lailatul Qadar

Adapun doa yang dibaca pada malam-malam Lailatul Qadar terdapat dalam hadits :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Baca Juga: Tarif Trump dan Kedaulatan Ekonomi Indonesia

Artinya : “Ya Allah. Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf,  suka memaafkan, maka maafkanlah aku”. (HR Ibnu Majah dan Ahmad dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha).

Bisa ditambah doa-doa lainnya, baik yang terdapat di dalam Al-Quran, Hadits atau bahasa kita sendiri. Kita memohon kepada Allah akan keperluan kita, baik urusan dunia maupun akhirat, serta kepentingan umat Islam secara keseluruhan, terutama untuk pembebasan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina.

Semoga dengan mentadaburi kandungan Surat Al-Qadar ini, menjadikan kita lebih bersungguh-sungguh lagi dalam meraih malam Lailatul Qadar dengan berbagai ibadah dan amal-amal shalih, semata-mata untuk mengharap ridha Allah. Aamiin. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ketika Palestina Dibantai, Di Mana Suara Negara-Negara Arab?

 

 

Baca Juga: Melanjutkan Amal Kebaikan di Bulan Syawal

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Kata Mereka
Ramadhan 1446 H