Oleh Ganjar Darussalam, Aktivis Aqsa Working Group (AWG) Jawa Barat
Kalimat “Kutukan Dekade Ke-8” itu sebenarnya merujuk pada ramalan yang beredar di kalangan Yahudi dan Zionis tentang masa akhir dari riwayat negara Yahudi itu sendiri.
Proposisi ini diadopsi dari jurnalis Ari Shavit, yang mengulas–dalam bukunya “The Third House” dengan mengacu pada “Negara Israel”, bagaimana Israel menjadi “musuh terbesar bagi diri mereka sendiri dalam dekade kedelapan kemerdekaan Israel.” “Tantangan keamanan dapat dihadapi, namun disintegrasi identitas tidak dapat diatasi,” tulis jurnalis tersebut.
Negara Israel saat ini, sedang menyaksikan keadaan disintegrasi internal akut dan mereka berupaya untuk menyusunnya kembali, namun bagi para masyarakat dan rabi Yahudi bayang-bayang tentang kutukan Dekade ke-8 terus menghantui mereka.
Baca Juga: Bila Mata Tak Terjaga, Hati Bisa Ternoda
Secara Eksternal, Kondisi diperparah dari ketegangan yang terjadi di kawasan, belum selesai menyerang Hamas di Gaza yang sampai saat ini tidak mencapai tujuan perang, Israel harus berperang habis-habisan melawan kekuatan besar Iran yang cukup seimbang dari sisi militer. Tak hanya itu Israelpun masih harus menghalau serangan Houthi dari Yaman dan pasukan Hizbullah di Libanon.
Selain itu banyak juga Negara di Dunia terutama Uni Eropa seperti Spanyol, Belgia, Irlandia dan lain sebagainya yang sudah tidak lagi percaya terhadap negara Zionis tersebut, dan menyadari bahwa Negara Yahudi itu dibangun diatas kebohongan dan Konspirasi.
Sederhananya, banyak orang Israel percaya bahwa umur negara mereka tidak akan melebihi 80 tahun lamanya. Ini berarti bahwa Israel, yang didirikan pada 14 Mei 1948 setelah berakhirnya mandat Inggris di Palestina dan pendudukan tanah Palestina, sedang dalam perjalanan menuju kepunahan sebelum tahun 2028.
Cerita dimulai dengan kitab Ulangan dalam Perjanjian Lama Taurat. Sejarah juga menunjukkan bahwa dua negara Yahudi sebelumnya (Kerajaan Daud dan Salomo, kira-kira dari 1050 SM hingga 930 SM, dan Kerajaan Hasmonean antara 140-67 SM) masing-masing tidak bertahan lebih dari 80 tahun.
Baca Juga: Kesewenang-wenangan Pendirian Gereja: Fakta, Realita, dan Suara Umat yang Terpinggirkan
Kutukan dekade kedelapan yang menghantui warga Israel tampaknya telah menjadi kenyataan. Terlepas dari semua pembunuhan dan kehancuran yang dilakukan Israel, orang-orang Palestina bangkit melawan penjajahan atas mereka tanpa lelah tanpa putus asa.
Kutukan Dekade ke-8 juga disuarakan oleh juru bicara sayap militer Hamas Brigade Izz ad-Din al-Qassam Abu Ubaidah dalam pidatonya. “Kutukan dekade kedelapan akan menimpa mereka dan membiarkan mereka kembali ke Taurat dan Talmud untuk membacanya dengan baik. Dan tidak sabar menunggu saat mereka dipermalukan,” kata Ubaidah.
“Masa legenda tentara yang tak terkalahkan telah berakhir dan saat ini, pertempuran ini akan menjadi titik balik dalam sejarah bangsa,” lanjut Ubaidah.
“Masa menjual ilusi kepada dunia tentang kebohongan tentara yang tak terkalahkan, merkava dan intelijen superior telah berakhir, dan kami telah merusaknya dan menghancurkannya di depan dunia di wilayah Gaza dan di seluruh Palestina,” imbuh Ubaidah.
Baca Juga: Boikot Zionis Israel, Aksi Damai yang Mematikan
Hal serupa juga disampaikan oleh mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kehancuran Israel akan terjadi sebelum ulang tahun negaranya yang ke-80.
Dalam sebuah artikel di surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, Barak mengatakan, “Sepanjang sejarah Yahudi, orang-orang Yahudi tidak memiliki negara selama lebih dari 80 tahun kecuali dalam dua periode: periode King David (Raja Daud) dan periode Hasmonem, keduanya ditandai awal disintegrasinya pada dekade kedelapan.”
Dia menambahkan bahwa pengalaman Negara Zionis Yahudi saat ini adalah yang ketiga dan sekarang memasuki dekade kedelapan, dan dia takut kutukan dekade kedelapan akan menimpa Negara Israel seperti yang terjadi pada dekade sebelumnya.
Barak menunjukkan bahwa Israel bukanlah satu-satunya yang terkena “kutukan dekade kedelapan”. “Amerika pecah dalam perang saudara pada dekade kedelapan, Italia berubah menjadi negara fasis pada dekade kedelapan, Jerman berubah menjadi negara Nazi pada dekade kedelapan dan menjadi penyebab kekalahan dan perpecahannya, dan pada dekade kedelapan negara tersebut revolusi komunis Uni Soviet hancur dan runtuh,” paparnya.
Baca Juga: Pesan Dari Jantung Blokade: Ketika Debu Perang Tak Mampu Redam Keimanan di Gaza
“Israel berada di lingkungan yang sulit di mana tidak ada belas kasihan bagi yang lemah,” lanjut Barak, memperingatkan konsekuensi mengerikan dari meremehkan ancaman apa pun.
Barak, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan dan perdana menteri Israel, menambahkan: “Dalam kedua kasus, dekade kedelapan saat ini menandai dimulainya disintegrasi kedaulatan Negara Israel.”
Proyek Zionis adalah upaya ketiga dalam sejarah Yahudi. Mereka telah mencapai dekade kedelapan dan terobsesi dengan secara terang-terangan mengabaikan peringatan Talmud, mempercepat kehancuran, dan terlibat dalam kebencian yang bebas.
Saat membaca hilangnya kompas ini, seorang penulis dan analis Israel Rogel Alver percaya bahwa Israel telah menandatangani sertifikat kehancurannya, dan menghubungkan hal ini dengan beberapa alasan, termasuk perang multi-front, selain disintegrasi internal, korupsi yang merajalela, konflik internal antara arus sekte Yahudi, dan konflik budaya dalam masyarakat Israel.
Baca Juga: Selat Hormuz: Urat Nadi Energi Dunia dari Jantung Teluk Persia
Alver menulis di Haaretz, “Dalam perang Israel berikutnya dengan musuh, penduduk Yahudi di negara tersebut akan menerima perintah untuk bunuh diri.”
Bahaya perpecahan internal di atas ancaman eksternal, dan ini sebagai bahaya terbesar yang dihadapi oleh Israel kedepan, dengan demikian kita semua berharap bahwa kutukan Dekade ke-8 bagi Yahudi di akhir zaman ini bisa menjadi kenyataan. Aamiin.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dari Bandung Menuju Al-Aqsa: Tadabbur Qs. Al Anfal Ayat 45-56 dan Spirit Perjuangan