Kuwait City, MINA – Putra Mahkota Kuwait Sheikh Mishal Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah mengatakan, Kuwait berencana menunjuk seorang duta besar dan koordinator proyek di Yaman yang sudah berhasil memasuki tahap gencatan senjata dimotori PBB setelah bertahun-tahun dilanda perang.
Hal itu disampaikannya saat mengadakan pembicaraan dengan Kepala Dewan Kepemimpinan Presiden Yaman Rashad Al-Alimi. Dikutip dari MEMO, Kamis (9/6).
Dalam pertemuan itu, Putra Mahkota menggarisbawahi dukungan Kuwait untuk koalisi yang dipimpin Saudi membangun keamanan dan stabilitas di Yaman serta upaya PBB yang bertujuan menyelesaikan konflik Yaman.
Pekan lalu, pasukan Houthi setuju untuk memperpanjang gencatan senjata yang ditengahi PBB untuk tambahan dua bulan.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Di bawah gencatan senjata, yang pertama kali dicapai pada 2 April, semua operasi militer dihentikan.
Perjanjian itu juga mengizinkan pengoperasian penerbangan komersial dari Bandara Sana’a yang dikuasai Houthi di ibu kota Yaman.
Yaman dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk Ibu kotanya, Sana’a.
Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan menggulung kembali kemenangan teritorial Houthi.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Puluhan ribu orang Yaman, termasuk warga sipil, diyakini telah tewas dalam konflik tersebut, yang menyebabkan apa yang dikatakan PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia karena jutaan orang berhadapan dengan risiko kelaparan.(T/Hju/P10
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina