Al-Quds (Yerusalem), 6 Rabi’ul Awwal 1435/8 Januari 2014 (MINA) –Sekelompok pemukim Yahudi menodai Masjid Al-Aqsha, dengan masuk ke dalam masjid, yang sebetulnya tak boleh dimasuki non muslim, di bawah perlindungan polisi Israel.
Saksi mata mengatakan, 19 pemukim Yahudi masuk ke dalam mesjid melalui gerbang Maghareba dan menjalani berbagai plaza sambil mendengarkan penjelasan “pemandu wisata” Israel, demikian Pusat Informasi Wadi Hilwa mengatakan, seperti laporan situs resmi ALQASSAM dan diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Pusat informasi itu melaporkan, sepanjang tahun 2013 yang baru lalu sebanyak 9.050 pemukim Yahudi “menyerbu” Masjid Al-Aqsha, sementara Pusat Informasi Ein Al-Hilwa, melaporkan terjadi peningkatan “penyerbuan” Masjid Al-Aqsha sepanjang tahun 2013 dibanding tahun-tahun sebelumnya, yang dilakukan oleh pemukim Yahudi dan kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi.
Khusus selama Festival Paskah Maret 2013, sebanyak 1.004 ekstrimis Yahudi, dan pada Mei 2013, sejumlah 1.007 ekstremis Yahudi menyerbu areal kiblat pertama umat Islam itu pada apa yang Yahudi sebut ‘Hari Kemerdekaan’.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahannya Sendiri
Hampir setiap hari dalam sepekan kecuali Jumat dan Sabtu, para ekstremis Yahudi Zionis menyerbu masjid Al-Aqsha melalui Gerbang Al-Magharibah, barat masjid yang kuncinya disita Otoritas penjajah Israel sejak pendudukan Al-Quds (Yerusalem) Timur pada tahun 1967.
Pusat Informasi Ein Al-Hillwa menyatakan, terjadinya peningkatan serbuan Yahudi ke Masjid Al-Aqsha terutama sekali akibat keputusan Parlemen Israel (Knesset) untuk membagi masjid Al-Aqsha antara bagian buat ummat Muslim dan Yahudi, sebagaimana sebelumnya dilakukan pada Masjid Ibrahimi di Al-Khalil (Hebron), selatan Tepi Barat, pada tahun 1994.
Ikhwal lain adalah adanya rencana Israel membangun kuil mitos, yang para ekstrimis Yahudi menyebutnya “Temple Mount (Kuil Bukit)“, yang diklaim berada dalam masjid Al-Aqsha.
Pusat Informasi tersebut mendokumentasikan 13 serangan dilakukan pasukan penjajah Israel termasuk pasukan khusus, penembak jitu, intelijen, dan pasukan polisi yang menyamar, selama Februari, Maret, Mei, September, dan Desember 2013.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Sementara, pihak penjajah Israel melarang sekitar 350 warga pribumi Al-Quds memasuki Masjid Al-Aqsha untuk periode berkisar antara satu pekan hingga enam bulan, di antararnya Ketua Dewan Masjid Al-Aqsha, Najeh Bkirat.
Pelanggaran paling menonjol juga terjadi di Al-Aqsha selama 2013 dilakukan seorang perwira militer penjajah Israel yang menginjak dan menendang salinan Al-Quran, seorang wanita Israel melakukan ritual Talmud, memaksa membuka kerudung seorang wanita Muslim, mengibarkan bendera Israel, dan meminum anggur di lingkungan masjid yang suci itu.
Selama 2013, polisi penjajah Israel mengijinkan ekstrimis Zionis Yehuda Glick memimpin penyerbuan harian ke Masjid Al-Aqsha dan terus membuat masalah serta memprovokasi umat Islam di sana.
Polisi sempat melarang Yehuda Glick memasuki masjid Al-Aqsha selama enam bulan, namun kemudian tiba-tiba larangan itu dicabut. Kepala Kepolisian Israel di Kota Tua Al-Quds, Avi Biton malah memerintahkan untuk mengizinkan Yehuda Glick berada di masjid dan berjanji Biton akan memastikan perlindungan bagi Rabi Yahudi radikal itu. (T/P012/IR)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza