Lakukan Pertemuan, PB NU dan PP Muhammadiyah Bahas Empat Poin Penting

(Foto: NU Online)

Jakarta, MINA – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir bersama Sekum Muhammadiyah, Abdul Mu’ti berkunjung ke Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (25/5).

Haedar Nashir dan Abdul Mu’ti diterima oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Ketua PBNU Amin Said Husni di lantai 3 Gedung PBNU.

Ada empat poin penting bahasan pertemuan PBNU dan PP Muhammadiyah diantaranya, kerja sama organisasi, kepemimpinan moral di Pemilu 2024, komitmen memandu umat, dan ekonomi berkeadilan di Pemilu 2024.

“Sudah saatnya NU dan Muhammadiyah ini melakukan hal-hal yang lebih konkrit sebagai kerja bersama antara kedua organisasi,” ujar Gus Yahya, melalui keterangan persnya.

Gus Yahya menjelaskan, kebutuhan organisasi yang dimaksud mencakup pengelolaan lembaga, lembaga layanan, pengelolaan penataan organisasi, dan lainnya.

Dalam pertemuan itu juga disinggung terkait kepemimpinan moral di Pemilu 2024. Menurut Gus Yahya, pemimpin yang bermoral harus bertarung dengan cara-cara yang rasional dan fair.

“Saya sering katakan, kita tidak mau ada politik berdasarkan identitas Islam, bahkan tidak mau ada politik berdasarkan identitas NU. Jadi kami nggak mau nanti ada kompetitor (mengatakan) ‘pilih orang NU’. Kita nggak mau itu. Kalau mau bertarung harus dengan tawaran-tawaran yang rasional,” kata Gus Yahya.

Terkait ekonomi yang lebih berkeadilan, Gus Yahya mengakui, pihaknya akan belajar dari Muhammadiyah tentang kerja-kerja administrasi organisasi dan pelayanan terhadap umat.

Mengutip pernyataan Haedar, Gus Yahya menegaskan, seharusnya fokus utama pemilu 2024 adalah isu ekonomi berkeadilan, karena ekonomi Indonesia masih berada di level rendah, apalagi pasca-pandemi.

Selain itu, kedua ormas Islam ini sepakat untuk memandu umat dalam konteks keagamaan. Tujuannya untuk mencapai umat yang cerdas, damai, bersatu, dan maju kehidupannya. (R/R2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)