Gaza, MINA – Setidaknya 1.600 tentara Israel mengalami gejala Stres Pascatrauma (PTSD) sejak Israel memperluas serangan daratnya di Jalur Gaza pada 27 Oktober, menurut laporan media lokal, Selasa (2/1).
Mengutip American Psychological Association, pada musim dingin tahun 1914–1915, “kejutan peluru” telah menjadi masalah medis dan militer yang mendesak. Tidak hanya berdampak pada meningkatnya jumlah pasukan garis depan yang bertugas dalam Perang Dunia I, para dokter Angkatan Darat Inggris juga berjuang untuk memahami dan mengobati gangguan tersebut.
Gejalanya meliputi kelelahan, gemetar, kebingungan, mimpi buruk, serta gangguan penglihatan dan pendengaran.
Penyakit ini sering kali didiagnosis ketika seorang tentara tidak dapat berfungsi dan tidak ada penyebab jelas yang dapat diidentifikasi.
Baca Juga: Keledai Jadi Penyelamat Warga Gaza di Tengah Perang
Data yang diperoleh situs berita Walla menunjukkan bahwa 76 persen tentara tersebut kembali ke medan perang setelah mendapat perawatan awal di lapangan. Demikian dikutip dari Anadolu Agency.
Namun, hampir 1.000 tentara tidak mengalami kemajuan dan memerlukan rehabilitasi lebih lanjut di pusat-pusat militer, menurut data.
Sekitar 250 tentara Israel diberhentikan dari dinas karena mereka terus menderita gejala PTSD akibat perang, kata Walla.
Menurut portal berita tersebut, sekitar 3.475 tentara yang terluka telah dirawat di pusat rehabilitasi tentara sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober.
Baca Juga: AS Tolak Rencana Israel untuk Caplok Tepi Barat yang Diduduki
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.
Setidaknya 22.185 warga Palestina telah terbunuh dan 57.035 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, justru yang telah membunuh lebih dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, serta obat-obatan. (T/R7/P1)
Baca Juga: Sedikitnya 10.000 Tenda Pengungsi Gaza Rusak Akibat Badai Musim Dingin
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: WHO: Serangan terhadap RS Kamal Adwan di Gaza Harus Segera Dihentikan