Yerusalem, MINA – Sebuah pusat media Palestina, Pusat Pengembangan dan Kebebasan Media Palestina (MADA) menyatakan, Ahad (24/7) mengumumkan 247 pelanggaran kebebasan pers yang dilakukan pendudukan Israel di wilayah Palestina dalam waktu enam bulan sejak Januari 2022.
Dalam sebuah laporan, MADA menyatakan, di antara jumlah tersebut ada 195 serangan pasukan Israel terhadap awak media. Sementara itu ada pihak-pihak otoritas Palestina melakukan 18 serangan terhadap pers di Tepi Barat dan Jalur Gaza, Palinfo melaporkan.
Laporan MADA tersebut memantau adanya 34 pelanggaran oleh perusahaan media sosial, menurun sekitar 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, karena tidak adanya peristiwa besar.”
“Pelanggaran yang paling menonjol adalah pembunuhan koresponden Al-Jazeera Shireen Abu Akleh pada 11 Mei lalu, dan jurnalis stasiun Dream Radio, Ghufran dan Rasna pada 1 Juni lalu,” bunyi pernyataan tersebut.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Jurnalis Abu Akleh ditembak saat meliput serangan tentara Israel ke Jenin, wilayah utara Tepi Barat. Sementara jurnalis Ghufran dan Rasna ditembak mati oleh tentara pendudukan Israel di pintu masuk kamp pengungsi Al-Arroub di Tepi Barat selatan, saat dalam perjalanan menuju pekerjaannya.
Laporan tersebut menyatakan, para pekerja media di Palestina menjadi sasaran pelanggaran seperti cedera fisik, pencegahan liputan, penangkapan dan penahanan. (T/RE1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza