Laporan: 8,6 Juta Orang Mengungsi dari Konflik pada 2015

Oslo, 5 Sya’ban 1437/12 Mei 2016 (MINA) – Sebuah laporan terbaru dari Dewan Norwegia menyebutkan, lebih dari 8,6 juta orang mengungsi karena kekerasan dan konflik pada tahun 2015 di seluruh dunia.

Laporan yang dirilis pada Rabu (11/5) itu menyebutkan bahwa konflik Yaman, Suriah dan Irak menjadi penyumbang lebih dari setengah jumlah total, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Fenomena perpindahan ini telah dimulai sejak munculnya isu Arab Spring pada 2010 dan munculnya kelompok Islamic State (ISIS).

Sekitar 4,8 juta orang pengungsi ada di Timur Tengah dan Afrika Utara, menambah jutaan orang yang meninggalkan rumah mereka di tahun-tahun sebelumnya.

Yaman, di mana koalisi negara Arab pimpinan Arab Saudi memerangi Houthi, menciptakan 2.509.000 pengungsi pada tanggal 31 Desember 2015.

“Ketika perhatian dunia terfokus pada aliran pengungsi keluar dari kawasan, jutaan orang terlantar di Timur Tengah,” kata Carsten Hansen, Direktur Kawasan Dewan Pengungsi Norwegia untuk Timur Tengah.

Sementara negara-negara kaya yang stabil, menurut Hansen, mencegah para pencari suaka memasuki perbatasan mereka dan menolak melindungi mereka.

“Jutaan orang tetap terjebak di negara-negara mereka sendiri dengan kematian terjadi di setiap sudut,” katanya.

Jumlah pengungsi di Suriah mencapai 6.600.000 jiwa. Sementara di Irak ada 3.290.000 pengungsi. Pada 2015 1,1 juta orang mengungsi akibat kebangkitan ISIS.

Sementara di luar Timur Tengah, negara-negara dengan jumlah tertinggi orang yang mengungsi di antaranya Afghanistan, Republik Afrika Tengah, Kolombia, Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Sudan Selatan dan Ukraina.

Laporan itu juga mengatakan, sebanyak 19,2 juta orang pengungsi di tahun lalu karena bencana alam. India, Cina dan Nepal menyumbang angka tertinggi dengan masing-masing 3,7 juta, 3,6 juta dan 2,6 juta masing-masing.

Total pengungsi dari konflik dan bencana alam pada tahun lalu sebanyak 27.800.000 orang. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)