Istanbul, MINA – Oposisi Suriah merilis dokumen baru yang membuktikan bahwa pemerintah Bashar Al-Assad terlibat dalam kejahatan perang terhadap warga sipil di sebuah rumah sakit di Homs.
Selama konferensi pers di Istanbul, Koalisi Oposisi Suriah (SOC) pada Sabtu (10/7) mempresentasikan dokumen yang membuktikan keterlibatan pemerintah dalam pembunuhan 5.210 orang di Rumah Sakit Abdul Qader Al-Shaqfa di distrik Al-Waer di pusat kota Homs, menurut Anadolu Agency.
Nasr Al-Hariri, Presiden Koalisi Nasional Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah mengatakan, dokumen itu dibocorkan oleh seseorang yang bekerja di rumah sakit yang saat ini tinggal di daerah yang dikuasai oposisi.
Dia mengklaim, mereka dikeluarkan oleh rezim Assad karena mereka memiliki stempel kedokteran forensik, administrasi rumah sakit dan layanan keamanan rezim.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Al-Hariri menekankan bahwa SOC akan bekerja dengan PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB, bersama dengan organisasi internasional lainnya untuk meminta pertanggungjawaban rezim Assad atas kematian tersebut.
Konflik Suriah dimulai pada 2011 setelah rezim yang dipimpin oleh Bashar Al-Assad secara brutal menindas protes damai pro-demokrasi. Ayah dan pendahulunya, Hafez al-Assad memerintah Suriah dengan tangan besi dari tahun 1971 hingga dia meninggal pada tahun 2000.
Sekitar 1,2 juta warga Suriah, atau satu dari 18 populasi, diperkirakan telah ditangkap atau ditahan di beberapa titik dalam perang. Rezim Assad terkenal karena penyiksaan sistematis dan pembunuhan tahanan.
Rezim juga telah menghilangkan paksa puluhan ribu orang yang diyakini kritis terhadap rezim.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan, pada bulan April saja, ada 147 kasus penahanan sewenang-wenang oleh rezim Suriah, yang dikatakan bertanggung jawab atas 56 kasus ini. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB