Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan Baru Ungkap AS Biayai Serangan Israel ke Gaza Hingga Iran

Hasanatun Aliyah Editor : Widi Kusnadi - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Washington, MINA – Sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh Quincy Institute for Responsible Statecraft dan proyek Costs of War dari Universitas Brown mengungkap, Amerika Serikat telah memberikan sedikitnya 21,7 miliar dolar atau sekitar Rp 511 triliun bantuan militer kepada Israel sejak 7 Oktober 2023.

Temuan tersebut menuding dukungan AS sebagai faktor utama dalam operasi militer Israel yang oleh banyak kelompok hak asasi manusia dan pejabat PBB disebut sebagai genosida di Gaza.

Laporan yang ditulis oleh William D. Hartung, peneliti di Quincy Institute yang dikutip Middle East Monitor, Kamis (10/10) menjelaskan berbagai saluran pendanaan yang mengalir untuk memperkuat agresi militer Israel, mulai dari pengiriman langsung senjata hingga program pendanaan besar seperti Foreign Military Financing (FMF) dan offshore procurement.

Laporan itu menyimpulkan, kampanye militer Israel yang berkepanjangan dan menghancurkan tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan dana, senjata, dan perlindungan politik dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Parlemen Spanyol Sahkan UU Larangan Ekspor Senjata ke Israel

“Melihat besarnya skala pengeluaran saat ini dan di masa depan, jelas bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak akan mampu melakukan kerusakan sebesar ini di Gaza tanpa dukungan AS,” tulis laporan tersebut.

Selain dana langsung sebesar 21,7 miliar dolar, AS juga dilaporkan menghabiskan tambahan 9,65 hingga 12,07 miliar dolar untuk operasi militer terkait di Yaman, Iran, dan kawasan lain yang dipicu oleh agresi Israel di Timur Tengah. Total pengeluaran AS yang berhubungan dengan genosida di Gaza pun diperkirakan melebihi 33 miliar dolar.

Laporan itu juga merinci daftar peralatan mematikan yang dikirim AS ke Israel, termasuk lebih dari 2,3 miliar dolar dalam bentuk bom, rudal, dan ranjau; lebih dari 20.000 senapan serbu; serta ribuan perangkat panduan, hulu ledak, dan senjata ofensif lainnya. Persenjataan ini disebut berperan besar dalam kampanye udara Israel yang menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Laporan tersebut menegaskan bahwa pengiriman senjata terus berlanjut baik di bawah pemerintahan Joe Biden maupun Donald Trump. Bahkan, paket bantuan baru senilai 6 miliar dolar diumumkan bulan lalu dan direncanakan akan berlanjut beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Trump Agendakan Kunjungi ke Timteng Terkait Gencatan Senjata

Meski penentangan publik terhadap genosida di Gaza terus meningkat, belum ada langkah konkret dari pemerintah AS untuk menangguhkan bantuan militer maupun transfer senjata.

Laporan itu memperingatkan, selama AS tidak menghentikan seluruh bentuk dukungan, termasuk penyediaan suku cadang dan layanan perawatan, Israel akan tetap memiliki kemampuan penuh untuk melanjutkan perang.

“Tanpa dukungan AS, Israel tidak akan memiliki pesawat tempur untuk menjatuhkan bom, dan sebagian besar arsenal mereka akan berhenti berfungsi karena kekurangan teknisi dan suku cadang dari kontraktor AS,” pungkas laporan tersebut. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Serang Kapal Freedom Flotilla di Perairan Internasional

Rekomendasi untuk Anda