Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan Der Spiegel Ungkap Keterlibatan Israel dalam Perdagangan Organ di Kenya

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 21 detik yang lalu

21 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: donor yang menjual organ tubuhnya. (Foto: Bee Free)

Tel Aviv, MINA – Investigasi media Jerman, Der Spiegel, mengungkap hubungan antara warga negara Israel dan jaringan perdagangan organ ilegal yang beroperasi di Kenya.

Laporan tersebut mengungkap bahwa warga Jerman yang membutuhkan transplantasi ginjal bepergian ke Kenya untuk membeli organ dari donor miskin, yang sering kali dieksploitasi oleh warga negara Israel. Quds News melaporkan, Ahad (27/4).

Investigasi Der Spiegel mengungkap bahwa Jerman adalah salah satu negara utama tempat penerima pergi ke Kenya untuk membeli ginjal. Para donor, yang sering kali berasal dari latar belakang miskin, dijanjikan sejumlah besar uang untuk organ mereka, tetapi sering kali hanya menerima sebagian kecil dari pembayaran tersebut.

Para makelar di balik operasi perdagangan tersebut dikatakan orang Israel, dengan pihak berwenang telah memburu orang yang menjalankan operasi tersebut selama bertahun-tahun. Laporan tersebut tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang identitas orang Israel ini.

Baca Juga: Atlet Swiss Punggungi Tim Israel Saat Penyerahan Medali Kejuaraan Anggar Eropa U-23

Jaringan tersebut memfasilitasi transplantasi ginjal dengan mengatur penjualan organ terlebih dahulu kepada penawar tertinggi. Penerima, terutama dari Jerman, membayar sejumlah besar uang hingga $200.000 untuk transplantasi, sementara para pendonor, banyak dari Kenya atau daerah miskin lainnya, hanya mendapat sebagian kecil dari jumlah tersebut.

Investigasi tersebut juga menyoroti bahwa para pendonor sering kali menghadapi risiko kesehatan yang serius setelah menjalani operasi ilegal.

Pengungkapan terbaru ini muncul di tengah sejarah yang lebih luas tentang laporan perdagangan organ yang melibatkan Israel. Pada tahun 2009, otoritas Israel mengakui bahwa selama tahun 1990-an, Institut Forensik Abu Kabir telah mengambil organ termasuk kornea, kulit, dan tulang dari warga Palestina yang telah meninggal tanpa persetujuan yang tepat.

Yehuda Hiss, yang saat itu menjabat sebagai kepala ahli patologi, mengakui tindakan tersebut sebagai bagian dari tawar-menawar pembelaan, meskipun Kementerian Kesehatan Israel mengklaim bahwa praktik tersebut berakhir pada tahun 2000.

Baca Juga: Mahkamah Internasional akan Tinjau Larangan Kegiatan UNRWA

Pada bulan November 2023, Euro-Med Human Rights Monitor menyuarakan kekhawatiran bahwa pasukan Israel telah mencuri organ dari warga Palestina yang telah meninggal di Gaza, dan menyerukan penyelidikan independen atas klaim tersebut.

Meskipun Israel telah membantah adanya keterlibatan resmi dalam jaringan perdagangan organ saat ini, sejarahnya telah menimbulkan kekhawatiran tentang perannya dalam pasar gelap global untuk organ manusia. Laporan Parlemen Eropa tahun 2015 tentang perdagangan organ manusia mengidentifikasi Israel sebagai pemain utama dalam perdagangan ilegal, bertindak sebagai konsumen dan importir organ.

Salah satu kasus yang paling menonjol dalam beberapa tahun terakhir adalah vonis terhadap warga negara Israel Levy Itzhak Rosenbaum pada tahun 2011. Ia dinyatakan bersalah di Amerika Serikat karena memperdagangkan ginjal pasar gelap, mengatur transplantasi untuk informan FBI dan lainnya, dengan biaya hingga $160.000 per ginjal.

Pada tahun 2018, dokter Israel Moshe Harel ditangkap di Siprus karena perannya dalam jaringan perdagangan organ internasional. Ia memfasilitasi transplantasi ginjal ilegal di klinik Medicus di Kosovo pada tahun 2008. []

Baca Juga: Indonesia Pamerkan Kopi Terbaik di Specialty Coffee Expo 2025

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Update Jumlah Korban Ledakan Pelabuhan Iran: 25 Tewas, 1.139 Luka

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Palestina
Kolom
Kolom
Kolom