London, MINA – Islamofobia telah menjadi kekuatan pendorong di belakang munculnya gerakan sayap kanan di Inggris, menurut sebuah laporan badan amal anti-rasisme.
Laporan bertajuk Hope Not Hate mengatakan prasangka anti-Muslim telah menggeser atau menggantikan imigrasi sebagai “pendorong utama” kebangkitan kelompok sayap kanan.
Sebuah laporan dari badan amal itu menyajikan sebuah jajak pendapat yang menunjukkan 35% warga Inggris memandang Islam “secara umum merupakan ancaman bagi cara hidup orang Inggris.” Demikian BBC melaporkan, Selasa (19/2).
Sementara itu sekitar 30% warga Inggris lainnya berpendapat Islam selaras dengan cara hidup warga negara itu.
Baca Juga: Euro-Med Desak Penutupan Yayasan Kemanusiaan Buatan AS-Israel di Gaza
Laporan State of Hate menyalahkan serangan teror 2017 di London dan Manchester atas “dampak negatif yang bertahan lama” terkait sikap terhadap Muslim.
Dikatakan, di saat jumlah orang yang ditangkap karena pelanggaran terkait terorisme pada 2018 turun pada tahun sebelumnya, ancaman dari terorisme sayap kanan justru berkembang di Inggris.
Laporan itu merujuk pada ancaman teroris tunggal dan ekstremis sayap kanan, yang teradikalisasi melalui internet.
Dikatakan bahwa sayap kanan telah menjadi lebih ekstrem, lebih muda dan berhasil memanfaatkan “kemarahan politik” yang dirasakan oleh banyak orang di masyarakat.
Baca Juga: Puluhan Anggota Parlemen Partai Buruh Desak Inggris Akui Negara Palestina
Mansoor Clarke, seorang imam di Masjid Baitul Futuh di London Selatan, mengatakan laporan Hope Not Hate “mengkhawatirkan” dan menunjukkan peningkatan perpecahan di masyarakat.
“Sebagai seorang Muslim kulit putih Inggris, saya merasakan itu kontroversial ,” tambahnya.
“Bagaimana kamu mendefinisikan menjadi orang Inggris? Aku akan mengatakan orang Inggris itu toleran, jujur, sopan … hal-hal semacam itu,” kata dia.
Jajak pendapat Hope Not Hate yang dilakukan pada Juli 2018, menemukan 49% dari mereka yang memilih Partai Konservatif dalam pemilihan umum 2017 menganggap Islam pada umumnya merupakan ancaman terhadap cara hidup orang Inggris, dibandingkan dengan 21% yang mengatakan Islam kompatibel.
Baca Juga: 60 Anggota Parlemen Inggris Desak Pemerintahnya Akui Negara Palestina
Sebaiknya di antara pemilih Partai Buruh, hanya 22% mengatakan bahwa Islam pada umumnya adalah ancaman, dan 43% menganggapnya cocok dengan cara hidup orang Inggris.
Laporan itu mengatakan Konservatif harus berbuat lebih banyak untuk menantang pandangan negatif pemilih mereka.
Hope Not Hate menyebut kelompok sayap kanan dapat mengeksploitasi isu Brexit. “Perpecahan di Inggris cenderung meningkat dan ini akan semakin memecah komunitas dan meningkatkan pesan anti-politik populis sayap kanan,” laporan itu menyatakan. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gelombang Panas di Eropa Tewaskan Ribuan Orang, Ilmuwan Peringatkan Krisis Iklim