Gaza, MINA – Faksi pejuang perlawanan di Gaza meluncurkan Operasi Bersama dengan nama “Pembalasan Rakyat Merdeka” dengan meluncurkan setidaknya 300 roket selama bersamaan dari berbagai titik di Gaza hingga menimbulkan kepanikan di Tel Aviv.
Operasi serangan ini berlangsung setelah Perlawanan Gaza Palestina bersikap hening selama berjam-jam dengan tidak menanggapi langsung serangan pendudukan Zionis di Jalur Gaza pada Selasa dini hari kemarin yang mengakibatkan 3 komandan Brigade Al-Quds sayap militer Jihad Islami dan beberapa orang rakyat sipil termasuk wanita dan anak-anak menjadi korban.
Sikap perlawanan Gaza yang hening tersebut justru membuat pendudukan merasakannya sebagai teror besar.
Kontributor MINA di Gaza, Farid pada Rabu, (10/5) melaporkan, hingga saat ini pendudukan Israel masih terus membombardir Gaza melalui pesawat tempurnya, bahkan ada bom yang jatuh beberapa meter dari lokasi Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jabaliya Gaza Utara.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
“Beberapa menit lalu satu bom jatuh di dekat RSI, baru saja, dekat banget ini jaraknya, mohon doanya teman-teman, Gaza butuh bantuan doa,” katanya dalam sebuah video yang diterima MINA.
Lebih lanjut Farid melaporkan, tembakan roket balasan dari Gaza menurut pernyataan faksi pejuang perlawanan Gaza, datang sebagai tanggapan atas kejahatan pembunuhan para pemimpin mujahidin Brigade Al-Quds, Jihad Al-Ghannam, Khalil Al-Bahtini dan Tariq Ezz Al-Din, melalui pengeboman rumah-rumah sipil yang biadab dan berbahaya, yang juga menyebabkan sejumlah msyahid dari sipil tak berdosa di rumah mereka.
Faksi perjuangan perlawanan Gaza menambahkan, pendudukan menargetkan rumah sipil, melanggar batas rakyat Palestina. “Membunuh orang (rakyat sipil) dan pahlawan kita adalah garis merah yang akan dihadapi dengan semua kekuatan, dan musuh akan membayar mahal untuk itu, insya Allah,” bunyi pernyataan.
Faksi perjuangan perlawanan Gaza memperjelas bahwa perlawanan siap untuk semua opsi, dan jika pendudukan tetap dalam agresi dan arogansinya, hari-hari gelap menunggunya.
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
“Perlawanan akan tetap ada di semua lini tanah air sebagai satu kesatuan, pedang dan perisai bagi rakyat, tanah, dan kesucian Palestina,” demikian ditegaskan. (L/frd/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat