Laporan: Muslim Inggris tak Berdaya Hadapi Geng Sayap Kanan Ekstrem

Foto: EPA

London, MINA – Serangkaian serangan geng ultra kanan (far-right) terhadap umat Islam di Inggris semakin meningkat dan Muslim yang tinggal di negara tersebut tidak berdaya untuk membela diri, beberapa laporan media menunjukkan.

Geng sayap kanan ekstrem menggunakan media sosial untuk menyebarkan gagasan kebencian terhadap komunitas Muslim.

Pejabat keamanan Inggris mengatakan bahwa kejahatan berlataran kebencian (hate crime) yang diarahkan pada umat Islam telah meningkat hampir lima kali lipat setelah beberapa serangan di Inggris yang dituduhkan pada ekstremis, AP melaporkan seperti dimuat Tasnim.

Dalam tiga bulan terakhir, masjid-masjid di Inggris telah melaporkan sejumlah serangan terhadap jemaah dan tempat-tempat ibadah.

Baca Juga:  Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Segera Akui Negara Palestina

Serangkaian serangan cairan asam telah memicu ketakutan dan memicu penentangan di kalangan komunitas Muslim Inggris. Kondisi ini digambarkan sebagai tren yang meningkat di saat Islamofobia juga mengalami peningkatan.

“Serangan tersebut tampaknya telah menyebabkan kekhawatiran di kalangan sebagian besar wanita yang menengenakan jilbab atau hijab di London,” AP menambahkan dalam laporannya.

Sementara itu, surat kabar The Guardian mengatakan dalam sebuah laporan berjudul Acid Attack on Two Muslim Cousins in London being Treated as Hate Crime, Jameel Muhktar dan Resham Khan diserang dengan zat asam saat duduk dalam sebuah mobil di lampu lalu lintas di Beckton pada pagi hari 21 Juni, saat merayakan ulang tahun Khan yang ke-21.

Baca Juga:  Norwegia: Kami Wajib Tangkap Netanyahu Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan

Al Jazeera menulis dalam sebuah artikel berjudul The Connection between Grenfell and Finsbury Park bahwa baik menara Grenfell maupun serangan Finsbury Park adalah hasil dari sikap pemerintah Inggris yang mendiskreditkan ‘pihak lain’.

Grenfell adalah contoh nyata dari pengabaian dan eksploitasi kriminal endemik yang lahir dari demonisasi komunitas marjinal.

Surat kabar Independent menulis dalam sebuah artikel berjudul Government Urged to Agree Formal Definition of Anti-Muslim Prejudice to Tackle Discrimination bahwa perlunya mendefinisi kejahatan kebencian terhadap Muslim dengan cara yang sama seperti anti-Semitisme tahun lalu.

Pemerintah harus menerapkan definisi prasangka anti-Muslim dan memberikan tinjauan independen untuk membantu umat Islam berintegrasi ke dalam masyarakat Inggris, sebuah laporan baru menemukan.

Baca Juga:  Jelang TC Timnas, Ragnar Oratmangoen Tiba di Indonesia

Dalam laporan serupa, The Guardian mengatakan Inggris perlu mengatur ulang hubungannya dengan umat Islam. Hubungan Inggris dengan komunitas Muslimnya telah menjadi sangat rapuh sehingga perlu diatur ulang dari nol, menurut salah satu Muslim terkemuka di Inggris.

Berbicara dari rumahnya di Wakefield, West Yorkshire, setelah serangan di London Bridge, rekan konservatif Sayeeda Warsi mengatakan hubungan Inggris dan komunitas Muslim perlu ‘diatur ulang’.

“Ketika terjadi kesalahan dengan iPhone atau mesin kopi, menekan tombol restart biasanya merupakan pilihan yang baik dan aman. Saat ini, hubungan Inggris dengan Muslim berada dalam episode yang membeku, kelebihan beban, dan terbuang – kita perlu menekan tombol restart.” (R11/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf