Ramallah, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, pendudukan Israel atas wilayah Palestina telah merugikan ekonomi Palestina lebih dari $ 2,5 miliar dolar AS atau sekitar 35,9 triliun rupiah per tahun selama dua dekade terakhir.
Menurut laporan yang dirilis pada Senin (2/12) tersebut, total kerugian fiskal bagi pemerintah Palestina antara tahun 2000 dan 2017 mencapai $ 47,7 dolar AS atau sekitar 686,7 triliun rupiah, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Angka itu termasuk $ 28 miliar atau sekitar 403,1 triliun rupiah pajak yang masih harus dibayar dan $ 6,6 miliar dolar atau 95.02 triliun rupiah dalam kebocoran dari pendapatan fiskal Palestina.
Dikatakan jumlah itu akan cukup untuk menghilangkan defisit anggaran pemerintah Palestina sebesar $ 17,7 miliar dolar atau sekitar 254,84 triliun rupiah selama periode yang sama lebih dari dua kali lipat.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Laporan itu memberi alasan, jika $ 47 miliar dolar atau sekitar Rp.676,6 triliun rupiah diinvestasikan dalam ekonomi Palestina, maka hal itu akan menciptakan dua juta pekerjaan bagi warga Palestina.
Laporan tersebut dipresentasikan di Institut Penelitian Kebijakan Ekonomi Palestina (MAS) di kota Ramallah, Tepi Barat, yang menjadi rumah bagi pemerintah Palestina yang masih bertahan di wilayah itu.
Misyef Jameel, peneliti senior di MAS yang mengerjakan laporan itu, mengatakan mereka hanya mengukur dampak fiskal langsung. Angka sebenarnya untuk semua kerugian kemungkinan jauh lebih tinggi, katanya. (T/Gun/P2)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)