Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan: Rex Tillerson Desak Saudi dan UEA Batalkan “Serang” Qatar

Rudi Hendrik - Kamis, 2 Agustus 2018 - 05:44 WIB

Kamis, 2 Agustus 2018 - 05:44 WIB

4 Views

Mantan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson saat bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. (Foto: Aleander W. Riedel/AP)

California, MINA – Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah berencana untuk meluncurkan operasi militer terhadap Qatar pada awal krisis diplomatik Teluk yang meletus pada Juni tahun lalu, tetapi dihentikan oleh mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson.

Rahasia itu diungkapkan oleh situs berita investigasi AS The Intercept yang dikutip Al Jazeera pada Rabu (1/8).

Diduga bahwa tindakan pencegahan yang dilakukan oleh Tillerson kala ia menjabat, menjadi penyebab kunci dari pemecatannya sebagai Menteri Luar Negeri AS.

Menurut The Intercept, rencana tersebut akan melibatkan pasukan darat Saudi melintasi perbatasan darat ke Qatar dan dengan dukungan militer dari UEA, masuk 100 km ke dalam Qatar dan merebut ibu kota Doha.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Pria Amerika Bakar Diri Protes Genosida di Gaza

Berdasarkan informasi yang katanya berasal dari anggota komunitas intelijen AS dan dua mantan pejabat Departemen Luar Negeri, The Intercept mengatakan bahwa kudeta yang sebagian besar dirancang oleh Arab Saudi dan Putra Mahkota Emirat, “kemungkinan beberapa pekan lagi dari implementasinya” sebelum dicegah oleh Tillerson.

Dikatakan, serangan terhadap Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, akan melibatkan pasukan Saudi yang bertolak dari Pangkalan Udara Al Udeid, yang merupakan pangkalam Komando Pusat Angkatan Udara AS, yang menjadi basis sekitar 10.000 orang tentara   AS.

Al Udeid berfungsi sebagai salah satu pangkalan militer luar negeri AS yang paling penting dan melakukan operasi di seluruh Timur Tengah.

Namun, setelah Tillerson diberi tahu tentang rencana penyerangan itu oleh pejabat intelijen Qatar, ia dilaporkan mendesak Raja Arab Saudi Salman untuk tidak melakukan serangan.

Baca Juga: MUI Gelar Forum Ukhuwah Islamiyah, Minta Presiden Jokowi Ganti Kepala BPIP

Tillerson juga dilaporkan mendesak Menteri Pertahanan AS Jim Mattis untuk menjelaskan bahaya dari invasi semacam itu kepada rekan-rekannya di Kerajaan Arab Saudi.

Tekanan dari Tillerson menyebabkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mundur dari rencana kudeta di Qatar, karena khawatir bahwa invasi terhadap Qatar akan merusak hubungan jangka panjang Arab Saudi dengan AS. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Yahya Al-Sinwar Terpilih Sebagai Kepala Biro Politik Hamas

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Palestina
MINA Health