Al-‘Aloul mengungkapkan, Hamdiyya menderita penyakit Karsinoma tahap keempat, penyakit ini termasuk kanker yang menyerang epitel (selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir).
Sebelumnya, meskipun dalam kondisi parah, pihak penjara Israel tidak memberikan pelayanan medis sama sekali kepada Hamdiyya hingga kanker tersebut menyebar ke paru-paru, hati, tulang, tenggorokan hingga ke pita suaranya, dan otaknya, sampai Hamdiyya menghembuskan nafas terakhirnya.
Selama konferensi pers di Media Center di Ramallah, Al-‘Aloul menyatakan, Abu Hamdiyya tidak menerima pengobatan, bahkan tidak satu sesi kemoterapi pun sehingga menyebabkan kankernya menyebar ke berbagai organ vital, Pusat Media Timur Tengah melaporkan sebagaimana dipantau kantor berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Ketua forensik itu menyatakan, kematian Hamdiyya adalah kesalahan Israel, karena tidak memberikan pelayanan kesehatan memadai untuk tahanan yang sakit, serta menahan mereka dalam kondisi yang keras dan tidak manusiawi.
Pada konferensi itu, hadir juga menteri tahanan Palestina, Issa Qaraqi’ yang mengatakan, Hamdiyya adalah salah satu korban terbaru dari pelanggaran-pelanggaran masih dilakukan Israel hingga saat ini.
Dia mengatakan, 204 tahanan Palestina tewas di penjara dan pusat penahanan Israel sejak 1967, di mana 52 dari mereka meninggal karena kurangnya atau tidak adanya perhatian medis.
Qaraqi’ menambahkan, para ahli forensik yang mengotopsi Abu Hamdiyya menyerukan pembentukan panitia lokal dan internasional bersama untuk mengunjungi para tahanan di berbagai penjara Israel serta memberikan perawatan medis kepada mereka yang sakit di sana.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Kurangnya Perhatian Medis
Sementara Kepala Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS), Qaddoura Fares menyatakan, tidak ada keraguan bahwa Abu Hamdiyya meninggal karena kurangnya perhatian medis.
Fares menyerukan, menerjemahkan laporan otopsi Hamdiyya ke berbagai bahasa dan mengirimkannya ke berbagai organisasi internasional, termasuk PBB.
Dia menambahkan, para tahanan yang sakit dipenjara Israel makin memburuk hingga saat ini karena berbagai kebijakan dan praktik ilegal Israel.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Adik Abu Hamdiyya mengatakan, pada 2007, Hamdiyya menderita pendarahan darah dari perutnya, dan sempat dipindahkan ke Klinik Penjara Ramla tetapi pihak penjara Israel tidak melakukan pemeriksaan ataupun diagnosa terhadapnya.
Hamdiyya meninggal pada 2 April tahun ini di Unit Perawatan Intensif Medical Center Soroka di Be’er As-Sabe’ (Bersyeba), wilayah Palestina bagian selatan yang dijajah Israel. Dia hanya pindah ke pusat medis setelah kondisi kritis dan koma. (T/P03/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara