Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan UHRP: Satu dari 26 Warga Uighur Dipenjara di Tiongkok

Rana Setiawan - Ahad, 5 Mei 2024 - 07:38 WIB

Ahad, 5 Mei 2024 - 07:38 WIB

8 Views

Washington DC, MINA – Sebuah laporan tahunan oleh kelompok advokasi Uighur mengungkapkan penganiayaan yang sedang berlangsung di provinsi Xinjiang, Tiongkok barat jauh, dengan perkiraan 1 dari 26 warga Uighur dipenjara. Ini merupakan sepertiga dari populasi penjara di Tiongkok, 3,5 kali lipat tingkat hukuman penjara tertinggi di dunia.

Laporan Proyek Hak Asasi Manusia Uighur (UHRP) yang baru menunjukkan, warga Uighur, Turkiye, dan muslim non-Han lainnya di Wilayah Uighur berjumlah lebih dari sepertiga (34 persen) dari perkiraan populasi penjara di Tiongkok, meskipun jumlah mereka hanya satu persen dari populasi penjara keseluruhan Tiongkok.

Jika dihitung dari total populasi regional, wilayah Uyghur memiliki tingkat penjara tertinggi di dunia, yaitu sekitar 2.234 per 100.000, demikian dilaporkan INANEWS, dikutip MINA, Sabtu (4/5).

Kolom UHRP Insights yang ditulis oleh Ben Carrdus, Peneliti Senior UHRP, dan Peter Irwin, Associate Director for Research & Advocacy UHRP menunjukkan bahwa orang Uyghur, Turkiye, dan masyarakat muslim non-Han lainnya di wilayah tersebut dipenjara dengan tingkat rata-rata 3.814 orang per 100.000 orang.

Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas

Sebagai perbandingan, orang Han di seluruh Tiongkok diperkirakan berjumlah 80 per 100.000 orang yang dipenjara.

Dengan kata lain, orang Uyghur dan orang non-Han lainnya di Wilayah Uyghur diperkirakan berjumlah 47 kali lipat lebih banyak daripada orang Han.

“Situasi sebenarnya di Xinjiang mungkin lebih buruk lagi,” kata peneliti senior UHRP Ben Carrdus, yang menulis laporan tersebut.

Temuan ini didasarkan pada informasi dari laporan tahunan Kejaksaan Tinggi Xinjiang, yang mengadili para terdakwa pidana, serta data dari situs Kementerian Kehakiman Tiongkok.

Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris

Laporan tersebut memperkirakan total 578.500 warga Uighur atau warga Turki lainnya berada di penjara pada 2022.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa suku Uighur memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi di penjara dibandingkan kelompok etnis lain di Tiongkok, meskipun angka hukuman mati tidak tersedia untuk umum karena dianggap sebagai rahasia negara.

UHRP yakin warga Uighur akan menerima hukuman yang berat, seperti setidaknya 10 tahun penjara karena tindakan kecil seperti mempelajari Alquran atau mengajarkannya kepada anak-anak, sehingga tingkat hukuman mati di antara mereka mungkin lebih tinggi.

Situasi penganiayaan Uighur di Tiongkok sangat memprihatinkan dan menarik perhatian internasional. Uighur adalah kelompok etnis minoritas yang mayoritas beragama Islam yang sebagian besar berlokasi di wilayah Xinjiang, Tiongkok.

Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu

Laporan dan kesaksian dari berbagai sumber, termasuk organisasi hak asasi manusia, menunjukkan meluasnya pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan yang menargetkan penduduk Uighur.

Pelanggaran-pelanggaran ini termasuk penahanan sewenang-wenang di kamp konsentrasi, kerja paksa, penindasan budaya dan agama, pengawasan massal, dan penyiksaan.

Pemerintah Tiongkok secara konsisten membantah tuduhan penganiayaan, dan malah menggambarkan tindakannya sebagai langkah kontra-terorisme yang bertujuan menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan.

Komunitas internasional telah menyerukan penyelidikan independen terhadap situasi di Xinjiang, namun permasalahannya tetap kompleks karena pengaruh geopolitik Tiongkok.

Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Internasional
Wapres RI Ma'ruf Aamiin menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-44 dan ke-45 di Vientiane, Laos, Rabu (9/10/2024) (Foto: Setwapres RI)
Asia
Asia
Internasional