Ramallah, 24 Rajab 1437/ 2 Mei 2016 (MINA) – Seorang pejabat senior Palestina menuntut permintaan maaf dari penyelenggara kontes menyanyi Eurovision karena melarang pengibaran bendera Palestina dalam kontes tersebut.
Pemimpin kedua dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erakat mengirimkan surat kepada Presiden European Broadcasting Union, Jean-Paul Philippot yang isinya menuntut permintaan maaf.
“Kontes Lagu Eurovision tahun ini akan diselenggarakan di Stockholm, Swedia, negara anggota Uni Eropa pertama di Eropa Barat yang secara resmi mengakui negara Palestina,” kata Erakat kepada DW News yang dikutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (2/5).
“Keputusan Anda benar-benar bias dan tidak dapat diterima. Kami menyerukan kepada Anda untuk segera mencabut keputusan yang memalukan ini. Ini juga harus dibarengi dengan permintaan maaf European Broadcasting Union kepada Palestina dan jutaan warga Palestina di seluruh dunia,” tambahnya.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Pihak Eurovision sendiri berkilah bahwa berdasarkan peraturan, bendera regional atau mereka yang masuk sebagai negara federasi atau terdapat unsur komersil, agama atau politik, dilarang. Bendera yang diizinkan adalah bendera negara yang mengambil bagian dalam kontes, anggota PBB lainnya, Uni Eropa dan banner pelangi yang mewakili gerakan LGBT.
“Kebijakan bendera tidak ditujukan terhadap wilayah atau organisasi tertentu, dan tentu saja tidak membandingkan mereka satu sama lain,” kata juru bicara Eurovision, Dave Goodman. (T/anj/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza